Mengenal Istilah Triple Flexing dalam Amplas Backing Kain

Istilah triple flexing seringkali didengar ketika kita menggunakan atau membahas amplas yang backing-nya terbuat dari kain. Tak jarang juga orang bertanya-tanya, sebenarnya apa yang disebut dengan triple flexing itu? Apa saja keunggulannya?

Sebenarnya, triple flexing merupakan teknologi yang hampir umum dalam industri amplas. Akan tetapi, tak dapat dimungkiri, penguasaan teknologinya masih berbeda dari satu produsen amplas ke produsen amplas lainnya.

Ekamant Group merupakan salah satu produsen amplas yang berhasil mendalami teknologi ini. Bahkan, Ekamant telah berhasil mengeksploitasinya secara maksimal yang kemudian diterapkan sebagai keunggulan produk amplasnya.

Baca Juga: Proses Pengamplasan pada Furniture Kombinasi Resin

Teknologi triple flexing diterapkan pada amplas RKJFO yang biasanya digunakan untuk pengamplasan secara manual (menggunakan tangan) dan profil. Karena kegunaannya itu, maka amplasnya harus benar-benar fleksibel.

Meski amplasnya fleksibel, ini tak akan mengurangi kualitas, hasil pengamplasan, dan daya tahan dalam penggunaannya nanti. Itu sebabnya, triple flexing menjadi penentu bagi amplas untuk kegunaan serupa.

Proses Triple Flexing

triple flexing
Ilustrasi triple flexing. (dok. Woodmag)

Proses triple flexing biasanya diterapkan setelah proses pembuatan amplas selesai. Backing setelah proses pelapisan lem dan pasir, serta pelapisan ulang lem sehingga hasilnya menjadi sangat kaku. Agar bisa dilipat dan dipilin dalam penggunaannya, maka dilakukan flexing atau proses pelemasan amplas.

Proses flexing yang dilakukan dengan sudut sebesar 90° dikenal dengan single flexing. Sedangkan, proses flexing yang menggunakan 2 x 45° dikenal sebagai double flexing. Lalu, triple flexing dilakukan pelipatan backing dengan 2 x 45° ditambah 1 x 90°.

Semua produk amplas pasti akan melewati proses pelemasan ini. Namun, treatment-nya akan berbeda sesuai dengan spesifikasi dan kegunaan amplasnya. Untuk tipe belt dari backing berbahan serat kain biasanya hanya diperlukan proses single flexing.

Triple flexing merupakan proses pelemasan yang menghasilkan fleksibilitas paling optimal, sehingga produk amplasnya bisa digunakan hingga ke sudut-sudut profil ukuran yang tidak bisa dicapai oleh amplas yang kaku. Penerapan triple flexing bukan hanya menghasilkan fleksibilitas maksimum, tetapi juga mendongkrak daya tahan (lifetime) produk amplas RKJFO.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Sambungan pada Amplas Belt

Di Jepara, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai sentralnya industri kayu ukiran, RKJFO merupakan top of the mind produk amplas di antara para pengrajin kayu di sana. Mereka tak hanya suka dengan ketajaman pasirnya, tetapi juga fleksibilitasnya yang mampu dilipat dan menyapu lekuk profil tersulit sekalipun. Di samping itu, produk ini memiliki daya tahan yang lebih lama, sehingga sangat irit dan ekonomis.

Jika Anda punya bisnis di industri woodworking dan metal working, Ekamant menyediakan produk amplas dengan grit yang beragam, mulai dari grit #40 hingga #1000 untuk memenuhi kebutuhan finishing. Pasalnya, produk amplas yang tersedia di Ekamant cocok digunakan untuk woodworking dan metal working, dengan jenis amplas untuk plywood, high gloss, dan lain-lain.

Produk ampelas Ekamant juga dilengkapi dengan stearate yang berfungsi sebagai pelumas antara amplas dan benda kerja atau permukaan yang hendak diamplas. Ini akan memungkinkan ampelas bergerak lebih lancar di seluruh permukaan dan menghasilkan lebih sedikit gesekan, panas, dan statis.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi ekamantindonesia.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published.