“Gourika” (ごうりか) atau rasionalisasi biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset.
Hal ini bertujuan meningkatkan kembali penjualan dan laba (untung) yang sedang menurun serta dirancang untuk memperkuat kompetensi dan kondisi perusahaan.
Maka itu, kadang hal ini disebut juga strategi berbalik (turn around) atau re-organisasi.
Jadi, selama proses gourika berlangsung, pembuat rencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, hingga media.
Salah satu poin penting dan utama dari rasionalisasi biaya adalah cost effective atau penghematan biaya dalam perusahaan menjadi hal wajar, yang terkadang jarang disorot.
Meski begitu, perhitungannya perlu dilakukan secara cermat dan teliti demi menstabilkan kondisi finansial perusahaan.
Apalagi setelah masa pandemi Covid-19, di mana para pelaku sedang usaha berjuang mati-matian untuk mempertahankan penjualan produk.
Baca Juga: Pengertian dan Manfaat Stock Opname dalam Manufacturing
Langkah untuk Melakukan Penghematan Biaya Produksi
1. Perencanaan persediaan bahan baku
Bahan baku sangat menentukan kelancaran proses produksi.
Namun, dalam kurun waktu tertentu, perlu dilakukan analisa kebutuhan serta persediaan bahan baku yang dimiliki guna mengecek apakah cukup efisien dan sudah terkendali.
Untuk dapat memangkas biaya produksi, caranya bisa dimulai dengan menganalisa catatan penjualan dan membuat grafik rata-rata harian. Data itu akan jadi patokan penjualan.
Lalu, diperlukan review berkala untuk melihat kondisi level stock-nya, karena dalam kurun waktu tertentu mungkin ada stock berlebih yang tertimbun dalam data inventory perusahaan.
Selain itu, perlu dilakukan penyesuaian order untuk barang-barang penunjang produksi yang termasuk dalam beban biaya, seperti barang-barang consumable, kertas, ATK, dan lainnya.
Agar semakin mempermudah kontrolnya, ada baiknya menetapkan target.
Dengan perencanaan ini, maka Anda akan memperoleh anggaran yang lebih efisien dari segi pemakaian, sehingga biaya produksi usaha tidak lagi membengkak.
2. Lakukan efisiensi penggunaan bahan baku
Terkadang, stock bahan baku yang melimpah membuat beberapa perusahaan menjadi lebih boros saat menggunakannya.
Akibatnya, mereka harus mengeluarkan biaya ekstra saat kehabisan stock atau ketika mengatasi penjualan yang kurang bagus.
Maka dari itu, alangkah baiknya agar bahan baku sesuai perhitungan yang sudah ditetapkan.
Tak hanya itu, usahakan untuk terus melakukan monitoring berkala terhadap pemakaian bahan baku dari bulan ke bulan.
Perusahaan juga perlu menetapkan PIC atau person in charge untuk mengontrol penyimpanan dan lalu lintas keluar masuk bahan baku yang disimpan di gudang.
Langkah ini secara tidak langsung dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan. Bisa begitu karena Anda bisa memakai stock barang yang disimpan di gudang dengan baik.
Baca Juga: 8 Tahapan Praktis untuk Meningkatkan Efisiensi Gudang
3. Tekan biaya overhead untuk produksi
Biaya overhead merupakan biaya tambahan yang tidak punya hubungan langsung dengan biaya bisnis maupun produksi, misalnya telepon, internet, listik, dan uang lembur.
Meskipun tidak mempengaruhi biaya produksi secara langsung, biaya overhead tetap perlu dikontrol dan ditekan dengan membatasi pemakaian sejumlah kegiatan.
Contohnya penghematan energi dan pemakaian air bisa jadi salah satu cara sederhana untuk menghemat biaya produksi.
Caranya bisa dengan melakukan sosialisasi kepada karyawan dengan menampilkan biaya-biaya yang terkait dengan biaya overhead.
Alasan lain mengapa biaya overhead penting untuk diperhatikan karena penggunaannya yang kadang tidak terdeteksi dan membuat jumlah tagihan membengkak.
4. Libatkan partisipasi karyawan
Beberapa kegiatan penghematan perlu partisipasi karyawan, misalnya re-alokasi beban kerja untuk jenis pekerjaan yang non-skill atau servis yang perlu menambahkan jumlah karyawan.
Karenanya, perlu dipikirkan sistem alokasi beban kerja yang merata dan mengasah kemampuan karyawan untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan membuat parameter yang adil dalam menilai kontribusi karyawan.
Contoh yang bisa diterapkan adalah dengan re-alokasi titik penjemputan karyawan menggunakan konsep transportasi massal yang secara biaya akan lebih efisien.
Perlu diingat bahwa karyawan merupakan salah satu aset terbaik perusahaan. Jadi, jangan sampai cara menekan biaya yang diterapkan malah mengorbankan kesejahteraan mereka.
Baca Juga: Konsep Manajemen Right First Time dalam Manufacturing
5. Lakukan perawatan alat produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan akan lebih murah dibandingkan biaya untuk memperbaiki atau mengganti.
Pemakaian biaya untuk tahap produksi sebenarnya bisa ditekan sejak awal dengan memberikan perawatan yang baik pada peralatannya.
Apalagi jika alat-alat tersebut digunakan dalam frekuensi tinggi. Jadi, jika tidak mau biaya produksi bermasalah, cobalah untuk melakukan pemeliharaan maksimal dan rutin.
Caranya yaitu dengan membuat rencana perawatan dari alat-alat yang dipakai untuk meminimalkan kerusakan.
Lakukan perencanaan pengadaan spare part untuk perawatan dan perbaikan mesin, sehingga mengurangi kehilangan waktu kerja mesin yang mungkin menghambat proses produksi.
Dalam prosesnya, perawatan memang memakan biaya, tetapi jumlahnya tidak akan sebesar biaya yang dialokasikan untuk mengganti kerusakan alat dengan membeli alat yang baru.