Kalau ditanya apa saja hasil olahan kayu, biasanya yang terpikir pertama kali tak jauh-jauh dari bangunan atau furnitur. Namun, apakah kamu menyangka bahwa kayu yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan dan furnitur, ternyata bisa berpotensi menjadi sumber bahan baku pembuatan baterai yang ramah lingkungan? Melansir BBC, baterai dari kayu memiliki manfaat yang sangat berguna untuk keberlangsungan kendaraan listrik masa depan!
Pasalnya, kendaraan listrik (electric vehicle) diperkirakan akan semakin tinggi permintaannya. Mengingat pada 2022 lalu, total kendaraan listrik yang digunakan orang Indonesia sudah ada sebanyak 33.800 unit. Angka yang dilaporkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ini meliputi jumlah angka untuk mobil listrik, motor listrik, hingga bus listrik.
Nah, yang menariknya adalah, salah satu produsen kertas terbesar asal Finlandia, Stora Enso yang menamai diri mereka sebagai “salah satu pemilik hutan swasta terbesar di dunia” menyewa engineers untuk meneliti berbagai peluang dan manfaat kayu yang mereka punya.
Selain ingin membuat beragam produk kayu, Stora Enso pun berencana mengembangkan kayu mereka untuk membuat baterai kayu yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik. Bahkan, baterai ini diperkirakan dapat mengisi ulang daya hanya dalam waktu delapan menit saja.
Baterai dari Kayu yang diolah dari Lignin
Lauri Lehtonen, pemimpin proyek baterai dari kayu di Stora Enso mengatakan, “Lignin adalah lem pada pohon yang merekatkan serat-serat selulosa dan membuat pohon jadi sangat kaku,” jelasnya sebagaimana dikutip dari BBC.
Baca Juga: UMKM Uleen Ubah Limbah Kayu Ulin Menjadi Produk Ekspor
Baterai dari kayu berbasis lignin yang dinamakan “Lignode” ini mengandung polimer dan karbon yang bagus untuk menjadi komponen di dalam baterai yang disebut anoda. Anoda terbuat dari grafit, berbentuk karbon dengan struktur berlapis. Lantas, paling sering digunakan dalam baterai lithium ion untuk ponsel.
Sebagai usaha dalam membuat bahan karbon yang bisa digunakan untuk anoda baterai, para engineers di Stora Enso kemudian melakukan ekstraksi lignin bekas limbah kayu yang diproduksi di beberapa fasilitas mereka.
Menariknya, Stora Enso bahkan bermitra dengan North Volt untuk mengembangkan rencana memproduksi baterai yang bisa mengisi daya dengan sangat cepat. Proyek ini diperkirakan akan diluncurkan pada 2025 nanti.
Tak hanya Stora Enso yang melakukan penelitian terhadap lignin untuk membuat anoda yang bisa digunakan dalam memproduksi baterai dari kayu yang bermanfaat demi kendaraan listrik di masa depan, penelitian lainnya dilakukan University of Rochester di New York State oleh Wyatt Tenhaeff.
Ia mencoba untuk membuat anoda yang menggunakan bahan lignin dan mengatakan bahwa lignin yang berasal dari kayu sangat bisa digunakan sebagai produk sampingan dengan banyak kegunaan.
Ketika melakukan percobaan di laboratorium, Wyatt dan rekan-rekannya menemukan fakta bahwa anoda yang terbuat dari lignin bahkan bisa dibuat dengan struktur mandiri, di mana anoda tidak memerlukan lem atau tembaga yang digunakan untuk mengumpulkan arus listrik. Lem dan tembaga ini merupakan komponen umum dalam baterai lithium ion.
Wyatt mengatakan bahwa cara ini bisa memberikan perubahan yang cukup besar, baik dalam hal produksi, biaya, hingga kinerja sumber dayanya untuk menggantikan grafit yang selama ini sudah banyak dipakai untuk memproduksi baterai.
Lignin dari Kayu Sebagai Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Pembuatan baterai dari kayu memang terlihat sangat menakjubkan. Namun, akan muncul permasalahan terkait sumber daya alam berkelanjutan, mengingat lignin berasal dari kayu dan kayu berasal dari pohon yang ada di hutan.
Baca Juga: Jam Tangan Kayu asal Indonesia yang Berhasil Mendunia
Melansir BBC, seorang peneliti di International Council on Clean Transportation Chelsea Baldino mengatakan bahwa selama lignin yang diekstraksi akan digunakan untuk produksi anoda dan hanya sebagai produk sampingan, maka tak perlu melakukan penebangan pohon hanya untuk mengambil lignin di dalam kayunya sehingga bisa menjadi bahan baku baterai yang ramah lingkungan.
Karena itu, Stora Enso meyakinkan bahwa semua lignin yang mereka ekstraksi adalah lignin yang berasal dari limbah kayu proses produksi lain.
Dengan cara ini, maka tidak akan ada tambahan pohon yang harus ditebang, sehingga menjaga kayu sebagai sumber daya alam berkelanjutan akan tetap terjaga dan bisa terus dibuat sebagai sumber baterai ramah lingkungan kendaraan listrik masa depan!