Ekspor Produk Industri Kayu Meningkat Hingga $14 Miliar pada 2022

Pertumbuhan ekspor industri kayu untuk hasil hutan semakin meningkat. Sebelumnya, ekspor industri kayu Indonesia dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perhutani Grup berhasil tembus ke delapan negara, yaitu yaitu Amerika Serikat (AS), Belgia, Inggris, Jerman, Australia, Jepang, Korea, dan Ethiopia.

Selaras dengan itu, peningkatan yang semakin baik disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mencatat kinerja usaha sektor kehutanan selama tahun 2022. Melansir Internasional Kontan, ternyata ada enam indikator kerja yang dapat menilai seberapa baik kinerja usaha sektor kehutanan.

Baca juga: 5 Tantangan Industri Kayu di Tahun 2023

Enam indikator tersebut meliputi penanaman, produksi kayu bulat, ekspor produk hasil hutan, akses legal masyarakat, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pemanfaatan.

Meningkatnya Produktivitas dan Ekspor Industri Kayu Selama 2022

ekspor industri kayu indonesia
Ekspor industri kayu Indonesia meningkat selama tahun 2022. (dok. Pixabay)

Sepanjang 2022, terjadi peningkatan produktivitas hutan dalam industri kayu sebagaimana yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Misran. Ia menjelaskan bahwa program penanaman dan pengkayaan kawasan hutan sudah terealisasi 148,84% (sekitar 591.761 hektar) dari target yang ditetapkan, yaitu 403.000 hektar.

Tak hanya penanaman dan pengkayaan kawasan hutan yang berhasil melebihi target, luas pemanfaatan hutan berbasis masyarakat pun juga berhasil dicapai 111,98% lebih dari target yang ditetapkan. Awalnya, luas pemanfaatan hutan ditargetkan mencapai 15.000 hektar, tetapi ternyata pemanfaatannya bisa mencapai angka 16.797 hektar.

Baca Juga: IFMAC & WOODMAC 2022: Tingkatkan Ketangguhan Industri Furnitur Pasca-pandemi

Lalu, bagaimana dengan produksi dalam industri kayu? 

Ternyata, jumlah produksi kayu bulat belum sepenuhnya mencapai target, karena hanya berhasil mencapai 99,38% atau sekitar 54,66 juta M3 dari target yang ditetapkan yaitu 55.00 juta M3. Meski demikian, nilai ekspornya justru berhasil mencapai US$14 miliar yang melebihi target sebanyak 143,59% (US$9,7 miliar).

Misran menegaskan bahwa kinerja pengelolaan hutan lestari masih berada di angka yang sangat baik sampai kuartal 4 tahun 2022. 

Akan tetapi, perlu adanya terobosan dan relaksasi kebijakan yang dilakukan, salah satunya untuk percepatan penyelesaian dokumen lingkungan. Tak hanya itu, KLHK juga mengatakan perlu adanya perluasan pasar-pasar baru sebagai upaya untuk terus mendorong nilai ekspor industri kayu agar tetap stabil dan mengalami peningkatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.