8 Tips Mengampelas Kayu dengan Meminimalkan Debu, Penyumbatan dan Statis

Aktivitas mengamplas kayu biasa dilakukan dalam proyek bangunan. Ketika aktivitas ini dilakukan, akan ada debu pengamplasan yang muncul hingga membuat penyumbatan dan berdampak pada lingkungan kerja yang menjadi kurang bersih. Hal ini tentu dapat membuat proses pengamplasan menjadi terhambat akibat debu yang menyumbat amplas Anda.

Ketika debu menyumbat ampelas, akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, sehingga tak jarang membuat Anda terus menerus mengganti dan mengubah cara mengamplas dengan yang baru, meskipun masa pakainya hanya baru digunakan sebentar. Tak hanya menghambat waktu, terus menerus mengganti amplas juga akan menghabiskan lebih banyak uang. 

Ibaratnya, yang tadinya Anda sudah mengestimasikan hanya membutuhkan lima sampai enam ampelas, akhirnya Anda tanpa sadar menggunakan lebih dari 10 ampelas hanya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa debu amplas menjadi ‘musuh’ para pekerja ketika sedang mengamplas kayu.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi hal ini? Tak perlu khawatir, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir debu dan masalah lain yang ditimbulkannya seperti penyumbatan dan statis. Selain itu, cara ini dapat memaksimalkan masa pakai ampelas dan cara mengamplas kayu agar halus untuk mendapatkan hasil terbaik.

Sebelum masuk ke tips tersebut, tahukah Anda dampak negatif yang ditimbulkan debu ampelas dan apa yang menyebabkan penyumbatan pada pasir (clogging)? Mari kita bahas penjelasannya berikut ini!

Masalah Debu Saat Mengamplas Kayu

Debu sebenarnya tak hanya mengganggu produk saat mengamplas, tetapi juga dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan Anda. Pasalnya, debu yang dihasilkan saat proses pengamplasan jika terhirup terlalu banyak, akan mengganggu pernapasan Anda. Selain itu, debu dapat menyebabkan dampak negatif pada alat yang digunakan untuk bekerja, serta lingkungan di sekitar tempat kerja.

Lebih buruknya lagi, debu bisa terbakar. Mengapa sebegitu banyaknya hal negatif yang terjadi akibat masalah debu? Pertama, ketika Anda bekerja di lingkungan yang banyak debunya, bukan hal yang tidak mungkin untuk debu kotor tersebut masuk ke dalam pakaian Anda. Kemudian, debu yang terlalu banyak akan menumpuk di lantai hingga menyebabkan lantai licin.

Tentu cukup berbahaya bekerja di tempat yang lantainya licin karena bisa membuat Anda tergelincir jika tidak berhati-hati. Semakin banyak debu yang menumpuk, maka akan semakin banyak pula debu yang Anda hirup dan masuk ke dalam sistem pernapasan. Kondisi ini jika tak segera ditangani, bisa menyebabkan risiko kesehatan seperti batuk, flu, alergi, dan lainnya.

Saat mengamplas kayu, bagian-bagian kayu yang terkikis lah yang akan menjadi debu. Cara mengamplas kayu yang benar sebaiknya tidak membiarkan debunya menumpuk di amplas yang Anda gunakan. Hal ini dikarenakan debu yang menumpuk bisa menyebabkan ampelas menjadi rusak. Jadi, amplas yang digunakan bukannya mengamplas bagian permukaan kayu, tetapi malah mengampelas debu yang menumpuk saja.

Baca Juga: Bingung Melihat Kualitas Furnitur Kayu Terbaik? Ini 3 Tipsnya!

Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan menyebabkan pengamplasan yang gagal. Ketika hasil ampelas tidak sesuai, Anda membutuhkan waktu yang lebih untuk memperbaikinya, sehingga waktu pengerjaannya semakin banyak. Selain itu, bekerja dengan bahan panel yang keras akan menghasilkan panas yang berlebihan saat pengamplasan dan menyebabkan konsumsi ampelas lebih cepat habis dan gosong.

Ilustrasi permukaan untuk diampelas. (dok. Berbagai sumber/Ekamant Indonesia)

Apa yang Menyebabkan Amplas Tersumbat?

Dalam proses mengamplas, Anda tak hanya menciptakan debu dan serpihan, baik itu ketika mengampelas kayu, logam, cat, dan lainnya. Tetapi gesekan yang dilakukan ketika mengamplas permukaan akan menghasilkan panas dan listrik statis juga.

Panas dan listrik statis merupakan musuh dari proses pengamplasan. Pasalnya, dua hal ini bisa membuat hasil pengamplasan menjadi kurang efisien dan kurang bagus. Mengapa bisa seperti itu, ya?

Panas yang dihasilkan saat mengamplas menyebabkan bahan yang lembut menjadi lengket atau kenyal, misalnya bahan seperti resin, logam ringan, lem, dan cat atau lapisan pernis. Kelengketan yang muncul kemudian akan menyumbat pasir ampelas dan membuat debu atau kotoran menempel pada ampelas.

Gesekan tersebut juga membuat munculnya konsep yang dikenal dengan “kemelekatan statis”. Ini merupakan fenomena yang menyebabkan bahan menempel pada permukaan yang bermuatan listrik. Pada proses pengamplasan, gesekan menyebabkan permukaan yang diamplas terisi dengan muatan listrik statis. Semakin statis tercipta, maka akan semakin banyak debu dan kotoran yang menempel pada pasir ampelas karena permukaan ampelas menjadi seperti medan magnet.

Saat amplas yang digunakan tersumbat, Anda jadi perlu sering-sering menggantinya dengan yang baru. Hal ini menyebabkan proses pengamplasan menjadi lebih lama dengan biaya yang semakin banyak juga. Namun, penggantian ampelas wajib dilakukan, jika tidak, permukaan yang diamplas tidak akan bersih dan menyebabkan adanya pola goresan yang tidak rata serta meninggalkan bercak pada hasil akhirnya.

Tips untuk Meminimalkan Debu dan Penyumbatan untuk Memaksimalkan Umur Amplas

Setelah Anda sudah mengerti penyebab yang membuat debu menempel dan menyumbat ampelas, berikut ini tips untuk meminimalkan penyumbatan sehingga hasilnya pengamplasan bisa maksimal.

  • Ketahui kebutuhan amplas

Langkah pertama yang dilakukan untuk memaksimalkan masa pakai ampelas yaitu dengan mengetahui permukaan apa yang hendak di amplas. Ini artinya Anda memahami pengaplikasian amplas untuk apa saja sebelum memulai prosesnya. Beberapa permukaan mungkin lebih rentan menjadi lengket sehingga lebih mudah membuat ampelas menempel, namun beberapa permukaan dengan bahan lainnya justru tidak cepat menempel.

Cara ini termasuk memahami apakah Anda akan mengamplas jenis kayu lunak seperti pinus, atau kayu keras seperti jati dan oak. Tak hanya itu, Anda juga perlu memahami apakah hendak mengamplas cat di antara lapisan akhir untuk membantu Anda menentukan persiapan ampelas agar prosesnya bisa dilakukan dengan lebih efektif.

  • Gunakan penghisap debu (dust collector)

Dalam proses pengamplasan wide belt sander, biasanya ada penghisap debu (dust collector) yang digunakan di dalam mesin. Penghisap debu harus berfungsi secara maksimal agar proses pengamplasan debu akan langsung terangkat dan terhisap oleh fitur yang tersedia di dalam mesin dust collector tersebut.

Di sisi lain, proses pengamplasan manual (baik menggunakan orbital sander atau yang lainnya) mungkin memang tidak memiliki penghisap debu, namun tetap penting untuk menjaga lingkungan kerja bersih dari puing-puing atau sisa pengamplasan yang tercecer. Karena pengampelasan juga lekat dengan yang namanya pemotongan, maka prosesnya akan menghasilkan debu.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan debu adalah menggunakan meja dengan memiliki lubang di bagian bawah untuk menyedot debu. Namun, pilihan ini mungkin terbilang mahal dan tidak 100% efektif. Pilihan terbaik yang bisa Anda pertimbangkan yaitu dengan tetap menggunakan orbital sander yang memiliki vakum dan kantong untuk menampung debunya.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Jenis Kayu Lantai jika Punya Hewan Peliharaan

Dengan begitu, debu tidak akan mengganggu proses pengamplasan dengan menempel di pasir ampelas, sehingga debu tidak kembali menekan kotoran ke permukaan yang sedang diampelas yang akhirnya bisa menyebabkan kerusakan di permukaan.

Untuk mengamplas permukaan secara manual (dengan tangan), sangat penting untuk membersihkan permukaan yang diamplas dan juga permukaan ampelas, baik sebelum dan sesudah proses pengamplasan. Hal ini dilakukan agar kotoran tidak menempel di permukaan. Anda bisa melakukannya dengan menyemprotkan angin ke bagian tersebut atau membersihkannya dengan kain lap.

Cek extraction berjalan dengan baik atau tidak. (dok. Ekamant Indonesia)
  • Pilih jarak butiran pasir yang tepat

Jika clogging atau penyumbatan adalah masalah pengamplasan yang menjadi perhatian utama Anda, pilihlah jarak terbuka atau semi terbuka pada bahan ampelas yang ingin digunakan.

“Jarak” yang dimaksud di sini mengacu pada rasio cakupan butiran ke ruang kosong pada bahan pasir. Lapisan terbuka atau semi terbuka memiliki kisaran cakupan butiran 60-75% dibandingkan jarak tertutup, yang memiliki cakupan 90-95%. Artinya, dengan lapisan yang lebih terbuka, akan ada ruang tambahan pada ampelas yang memungkinkan lebih banyak aliran udara.

Aliran udara dan ruang ini menciptakan pengalaman dalam proses pengamplasan menjadi lebih dingin, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan. Selain itu, ruang yang terbuka memungkinkan kemungkinan lebih kecil bagi debu sisa pengamplasan dan residu untuk tersangkut di amplas, karena jarak pasir tidak terlalu rapat. Seandainya debu masuk ke celah pasir pun, jarak butiran yang tidak terlalu rapat tidak akan terlalu menjadi masalah dibanding jarak butiran yang tertutup atau rapat.

  • Pilih produk dengan lapisan stearate

Stearate adalah pelapis kimiawi yang diaplikasikan pada bagian atas amplas yang dirancang khusus untuk meminimalkan panas dan penyumbatan. Bisa dibilang, stearate berfungsi sebagai pelumas antara amplas dan benda kerja atau permukaan yang hendak diampelas. Ini akan memungkinkan ampelas bergerak lebih lancar di seluruh permukaan dan menghasilkan lebih sedikit gesekan, panas, dan statis.

Dengan menggunakan produk amplas yang dilapisi stearate, Anda bisa membuat pengalaman proses pengamplasan yang lebih dingin, sehingga meminimalisir kemungkinan serpihan atau debu menumpuk dan menyumbat ampelas.

Lapisan khusus stearate yang bisa mengurangi temperatur panas pada saat proses pengampelasan. (dok. Ekamant Indonesia)
  1. Pilih produk amplas antistatik

Selain itu, Anda bisa memilih produk amplas antistatik yang dirancang untuk mengurangi listrik statis saat proses pengerjaan. Karena listrik statis cukup jadi masalah saat pengamplasan, maka ini bisa dijadikan pilihan yang baik untuk Anda.

Ekamant menawarkan berbagai produk ampelas yang dirancang khusus dengan antistatik. Sifat anti statis yang ditambahkan ke resin dan backing dalam produk ampelas Ekamant sebagian besar digunakan pada bahan sabuk lebar kertas, karena aplikasi tersebut yang paling umum untuk menimbulkan masalah listrik statis ketika proses pengamplasan.

Lapisan antistatex yang membantu mengurangi muatan listrik statis saat proses pengamplasan. (dok. Ekamant Indonesia)
  1. Gunakan lompatan grit dan pengikisan yang tepat

Setiap grit amplas dirancang untuk memiliki stock removal (maksimal pengikisan) tertentu untuk material pada benda/permukaan kerja. Menggunakan grit yang tidak tepat untuk kecepatan pengamplasan, misalnya seperti mencoba menghilangkan terlalu banyak atau terlalu dalam dengan grit yang halus, justru dapat menyebabkan penggunaan tekanan pengamplasan yang berlebihan. Jika dibiarkan, hal ini akan menyebabkan pemuatan prematur, serta masalah lainnya.

Saat mengikuti urutan lompatan grit yang tepat, setiap grit yang berurutan akan menghilangkan jumlah material dengan benar, sehingga Anda akan dapat mengamplas dengan tekanan yang lebih ringan. Menggunakan teknik yang tepat juga membantu amplas untuk bertahan lebih lama, dan Anda akan menghasilkan lebih sedikit panas untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Namun, jika Anda benar-benar ingin melakukan lompatan grit, sebaiknya lompatan maksimal hanya dalam rentang 1 grit saja.

Metode melakukan lompatan grit. (dok. Ekamant Indonesia)

  1. Lakukan penyimpanan ampelas dengan benar

Apabila penyimpanan ampelas dilakukan dengan benar, maka debu hasil pengamplasan akan terbuang dengan maksimal dan dihisap oleh penghisap debu. Amplas yang tidak lembab  menyebabkan debu tidak dengan mudah menyumbat rongga antara pasir yang nantinya bisa membuat hasil pengamplasan jadi kurang bagus/cacat. Lakukanlah penyimpanan ampelas di lemari pemanas atau di ruangan ber-AC dengan suhu dan kelembaban yang direkomendasikan.

Suhu dan kelembaban yang direkomendasikan. (dok. Ekamant Indonesia)

  1. Lakukan penyemprotan angin secara berkala

Jika penghisap debu Anda tidak berfungsi secara maksimal, maka Anda bisa melakukan penyemprotan angin secara rutin untuk mencegah debu menempel di amplas untuk sementara. Pencegahan ini memang tidak bisa menghindari penyumbatan secara 100% karena hanya bersifat sementara sampai dust collector Anda benar-benar berfungsi maksimal.

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang aplikasi produk, meningkatkan kualitas pengampelasan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan efisien, Anda bisa menghubungi Technical Support PT. Ekamant Indonesia. Untuk Anda yang sudah menjadi pelanggan Ekamant Indonesia, Anda bisa langsung mengajukan kegiatan in-house training di tempat Anda untuk mendapatkan service secara eksklusif.

Leave a Reply

Your email address will not be published.