5 Alasan Mengapa Cara Mengamplas Memengaruhi Hasil Bergelombang

Proses pengampelasan merupakan proses yang sangat penting pada langkah finisihing dalam woodworking. Karena ketika permukaan kayu tidak diampelas, proses finishing tak akan bisa dilakukan dengan maksimal. Namun terkadang, cara mengamplas kayu yang tidak tepat malah justru membuat permukaan kayu yang dikerjakan menjadi terlihat bergelombang.

Kondisi seperti ini seringkali ditemukan ketika proses pengampelasan dilakukan menggunakan mesin Wide Belt Sander (WBS). Salah satu sanding marks yang diakibatkan oleh mesin WBS adalah hasil pengampelasan menjadi tidak rata atau berglombang.

Permukaan kayu yang tidak sengaja menjadi bergelombang tentu akan membuat hasil finishing menjadi tidak bagus. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui alasan yang dapat membuat hasil pengampelasan kayu menjadi bergelombang.

Berikut ini adalah lima alasan mengapa cara mengamplas kayu bisa membuat hasilnya tidak rata atau bergelombang.

Alasan Cara Mengamplas Kayu Memengaruhi Finishing Menjadi Bergelombang

  • Contact drum yang terlalu lunak

Kekerasan karet pada sebuah contact drum dapat diukur dengan menggunakan durometer. Jika sebuah mesin WBS menggunakan tingkat kekerasan karet contact drum yang tidak sesuai dengan kebutuhan proses finishing permukaan yang hendak diampelas, hal ini akan menyebabkan munculnya gelombang pada permukaan panel yang diampelas.

Untuk mengukur kekerasan karet contact drum bisa dinyatakan dalam satuan derajat shore. Pengukurannya yaitu semakin tinggi angka derajat shore, maka akan semakin tinggi pula tingkat kekerasan karet contact drum. Dengan menggunakan kekerasan karet contact drum yang tinggi, maka proses pengampelasan bisa lebih maksimal tanpa mengakibatkan hasil permukaan yang bergelombang.

  • Sanding pad yang terlalu lunak

Sama seperti contact drum, sanding pad yang terlalu lunak juga bisa menyebabkan hasil pengampelasan menjadi tidak rata dan bergelombang. Tingkat kekerasan dari sanding pad pada beberapa mesin ampelas yang menggunakan sistem pneumatic tergantung dari tekanan angin yang ada pada pad tersebut. Pneumatic adalah pengembangan dari teknologi yang memanfaatkan tekanan udara untuk mempengaruhi kinerja dari peralatan yang menggunakan mesin.

Semakin besar tekanan angin yang ada, maka akan semakin tinggi pula tingkat kekerasan sanding pad-nya. Tingkat kekerasan sanding pad yang tidak menggunakan sistem pneumatic ditentukan menggunakan density dari felt. Untuk tingkat kekerasan felt itu sendiri berkisar antara 0,2 hingga 0,6 g/cm3. Maka semakin besar angka density-nya, akan semakin tinggi pula tingkat kekerasan dari felt-nya.

  • Feeding speed (conveyor speed) yang terlalu tinggi

Kecepatan dari conveyor atau yang biasa disebut dengan feeding speed diukur dalam satuan meter per menit (m/min). Kecepatan tersebut sangat memengaruhi kemampuan ampelas untuk melakukan pengikisan pada permukaan panel yang diampelas.

Untuk beberapa jenis kayu tertentu, feeding speed yang terlalu tinggi biasanya dapat menyebabkan munculnya permukaan yang tidak rata dan bergelombang pada hasil pengampelasan. Untuk menghindari hal tersebut, feeding speed yang dianjurkan untuk jenis kayu lunak umumnya berkisar di antara 12-17 m/min. Sedangkan untuk jenis kayu keras biasanya menggunakan feeding speed di angka 6-12 m/min.

Berikut adalah contoh hasil pengampelasan bergelombang yang disebabkan oleh feeding speed:

Contoh hasil pengampelasan bergelombang akibat feeding speed. (dok. WOODMAG/Ekamant Indonesia)

  • Sanding pressure yang terlalu tinggi dan grit yang terlalu halus

Salah satu cara mengamplas kayu yang membuat hasil pengampelasan tidak rata dan bergelombang yaitu tekanan pengampelasan pada permukaan panel (sander pressure). Ketika sanding pressure yang terlalu tinggi dikombinasikan dengan kekuatan grit yang terlalu halus, maka hasil pengampelasannya akan cenderung menjadi bergelombang.

Untuk menghindari hal tersebut, Anda direkomendasikan untuk mengurangi sanding pressure dan mengganti ampelas dengan grit yang lebih kasar. Hal ini diperlukan agar finishing yang dilakukan bisa memberikan hasil yang lebih bagus dan maksimal tanpa menyebabkan munculnya permukaan yang tidak rata.

  • Tingkat ketajaman pasir ampelas

Pada umumnya, ketajaman pasir ampelas akan berkurang setelah ampelas tersebut sudah memasuki umur pemakaian untuk waktu yang lama. Hal ini terjadi karena ampelas yang sudah digunakan dalam waktu yang lama akan memiliki banyak debu kayu yang menempel pada permukaannya, sehingga membuat daya pengikisan di permukaan ampelas menjadi berkurang.

Ketika tingkat ketajaman pasir ampelas menurun, hal ini bisa menyebabkan permukaan panel yang diampelas menjadi bergelombang. Mengapa demikian? Karena kekuatan pengikisan ampelas sudah menurun sedangkan tekanan pengampelasannya masih tinggi. Maka dari itu, cara mengamplas kayu yang benar agar halus yaitu dengan memerhatikan umur pakai ampelas itu sendiri.

Selain itu, kualitas ampelas yang bagus juga akan sangat mempengaruhi hasil pengampelasan. Jika Anda tertarik untuk membeli produk ampelas, Ekamant Indonesia menyediakan produk ampelas dengan grit yang beragam, mulai dari grit #40 hingga #1000 untuk memenuhi kebutuhan finishing. Produk ampelas yang tersedia di Ekamant cocok digunakan untuk woodworking dan metal working, dengan jenis ampelas untuk plywood, high gloss, dan lain-lain.

Produk ampelas Ekamant juga dilengkapi dengan stearate yang berfungsi sebagai pelumas antara ampelas dan benda kerja atau permukaan yang hendak diampelas. Ini akan memungkinkan ampelas bergerak lebih lancar di seluruh permukaan dan menghasilkan lebih sedikit gesekan, panas, dan statis.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi ekamantindonesia.com, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.