Management

Memahami Konsep 3 ‘Gen’ untuk Kaizen
Management

Memahami Konsep 3 ‘Gen’ untuk Kaizen

Dalam menerapkan, ada konsep yang dikenal dengan 3 Gen. Konsep ini merupakan awalan tiga kata yang berasal dari bahasa Jepang, yaitu Genba, Genbutsu, dan Genjitsu. Genba dalam bahasa Jepang memiliki arti lokasi kejadian atau tempat sebenarnya. Maksudnya di sini yaitu konsep manajemen yang melihat lokasi secara langsung atau real place.  Sedangkan Genbutsu mengacu pada sistem perbaikan. Kata ini seringkali diartikan sebagai “Go and See” dan menjadi prinsip utama dari Toyota Production System (TPS). Ketiganya ini digunakan sebagai inti pemecahan masalah yang bertujuan untuk memudahkan identifikasi permasalahan yang terjadi dalam praktek produksi ramping (lean) di perusahaan. Lantas, bagaimana penjelasan lengkap mengenai 3 Gen ini? Konsep 3 Gen untuk Kaizen Genba (現場)...
Mengenal QCDSM, 5 Pilar Penting dalam Operasional
Management

Mengenal QCDSM, 5 Pilar Penting dalam Operasional

Ketika berbicara tentang operasional, ada lima hal penting atau sering disebut sebagai pilar dalam operasional yang sebaiknya tidak dilewatkan selama prosesnya berlangsung. Kelima pilar tersebut adalah Quality (Kualitas), Cost (Biaya), Delivery (Pengiriman), Safety (Keselamatan), dan Morale (Semangat kerja) atau yang biasa disingkat menjadi QCDSM. Pilar dalam operasional ini adalah kerangka kerja yang membantu organisasi untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif dengan fokus pada semua aspek yang relevan. Dalam artikel kali ini, kami akan mengajak Anda untuk mengenal 5 pilar dalam operasional, manfaat, dan implementasinya dalam bisnis! Mengenal 5 pilar dalam operasional Quality (Kualitas) Kualitas mengacu pada standar yang ditetapkan untuk produk atau layanan ...
Memahami Pentingnya Safety Factor dan Moral dalam QCDSM
Management

Memahami Pentingnya Safety Factor dan Moral dalam QCDSM

Keselamatan kerja termasuk memerhatikan safety factor adalah salah satu hal terpenting dalam budaya kerja sehari-hari dan perlu diterapkan serta diprioritaskan oleh seluruh karyawan. Dibandingkan dengan faktor-faktor kinerja lainnya, safety factor (faktor keselamatan) dalam 5 pilar utama Quality, Cost, Delivery, Safety, dan Morale (QCDSM) ialah faktor paling utama. Pasalnya, tanpa keselamatan kerja, faktor-faktor lainnya bisa menjadi sia-sia. Untuk itu, dalam membudayakan Safety, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini penting agar perusahaan Anda terlihat sebagai perusahaan yang mengutamakan keselamatan kerja serta memiliki budaya kerja yang aman bagi para karyawan. 4 Hal yang perlu diperhatikan dalam safety factor Keamanan karyawan Salah satu aspek penting ...
Mengenal Budaya Horensou dalam Bekerja, Kenapa Penting?
Management

Mengenal Budaya Horensou dalam Bekerja, Kenapa Penting?

Jepang dikenal sebagai negara dengan beragam budaya dan adat istiadat yang masih terus dilestarikan hingga kini, termasuk dalam bekerja. Salah satunya ialah budaya horensou. Pasalnya, jika berbicara tentang budaya dan dunia kerja dan bisnis, perusahaan Jepang memiliki budaya yang unik dan berbeda dengan negara lain.  Apalagi mengingat Jepang memiliki banyak perusahaan besar yang sangat maju dan terkenal, di mana kemajuan ekonominya tidak terlepas dari penerapan budaya bisnis Jepang. Budaya Horensou, yang biasa ditulis hou-ren-sou sendiri mengacu pada gaya komunikasi Jepang yang terdiri dari houkoku, renkaku, dan soudan.  Houkoku memiliki arti “laporan”, renkaku memiliki arti “menghubungi”, dan soudan memiliki arti “berdiskusi” atau “konsultasi”. Ketiga aspek ini b...
Standardisasi: Awal dari Kualitas Terbaik & 5 Manfaatnya
Management

Standardisasi: Awal dari Kualitas Terbaik & 5 Manfaatnya

Standardisasi adalah bagaimana kita menciptakan sebuah keteraturan serta keharmonisan. Hal ini tentu berlaku dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari barang yang kita gunakan sehari-hari hingga aturan-aturan yang menjadi standar dalam melakukan aktivitas setiap harinya. Apalagi jika berbicara tentang produk, maka memiliki standardisasi sangatlah penting untuk dapat menerapkan standar tersebut dalam setiap produksi maupun pengembangan produk.  Pasalnya, aturan ini dirancang untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan menggunakan standar yang sama, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan produk, proses, atau layanan yang seragam, aman, dan bermutu tinggi. Standardisasi pun hadir dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat kamu mengisi ...
7 Kesalahan Umum dalam Penerapan ISO 9001:2015
Management

7 Kesalahan Umum dalam Penerapan ISO 9001:2015

Penerapan standar ISO 9001:2015 seringkali menjadi langkah awal bagi perusahaan dalam membangun sistem manajemen mutu yang efektif.  Namun, tidak sedikit organisasi yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan perubahan yang diharapkan oleh standar ini secara berkelanjutan. Bagi perusahaan Anda yang mungkin sedang menghadapi kendala atau tantangan dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu, simak berikut ini kesalahan umum yang sering terjadi selama proses implementasi ISO 9001. Kesalahan umum penerapan ISO 9001:2015 Tidak ada komitmen manajemen puncak terhadap sistem ISO 9001 Ketika berbicara tentang komitmen, maka keterlibatan manajemen puncak merupakan hal yang terpenting di sini. Pasalnya, keterlibatan itu akan menjadi penggerak terwujudnya suatu kebijakan ...
Mengenal ISO 9001 dan Analisa Manajemen Resiko
Management

Mengenal ISO 9001 dan Analisa Manajemen Resiko

Salah satu perubahan utama yang dimiliki ISO 9001:2015, adalah adanya pendekatan yang sistematis terhadap risiko, bukan hanya sebagai standar manajemen di luar Sistem Manajemen Mutu. Jika mengacu pada ISO 9001:2008, di sini memang telah tertulis salah satu aspek dari manajemen risiko yang mengatur salah satu prinsip manajemen risiko, yaitu organisasi harus menentukan tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab dari ketidaksesuaian potensial untuk mencegah timbulnya kejadian atau risiko yang tidak diinginkan. Namun, keberadaannya masih terpisah dari keseluruhan sistem. Sedangkan pada ISO 9001:2015, risiko dianggap sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari sistem yang ada. Dengan mengambil pendekatan yang berbasis risiko, organisasi pun diharapkan menjadi lebih proa...
4 Kompetensi Dasar Auditor Internal ISO 9001
Management

4 Kompetensi Dasar Auditor Internal ISO 9001

Auditor ialah orang yang yang melaksanakan kegiatan audit, salah satunya seperti auditor internal. Namun, untuk dapat melakukan proses audit dengan baik, orang tersebut harus memiliki kompetensi dasar yang memadai juga. Untuk itu, di artikel kali ini kami akan membahas apa saja kompetensi dasar yang diperlukan oleh seorang auditor internal mengacu pada ISO 9001. Kompetensi dasar Auditor Internal Pendidikan Hal pertama yang terpenting untuk auditor internal adalah memiliki level pendidikan yang memadai. Persyaratan spesifiknya ditentukan sesuai kebutuhan organisasi atau perusahaan itu.  Apabila rata-rata pendidikan untuk auditor internal adalah lulusan S1, maka Anda bisa menetapkan persyaratan yang sama. Auditor internal pun wajib memiliki kemampuan, seperti: Bisa...
Mengenal Manajemen Risiko K3 dalam Proses Produksi
Management

Mengenal Manajemen Risiko K3 dalam Proses Produksi

Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah K3, bukan? Manajemen risiko K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Biasanya manajemen risiko K3 dilakukan dalam proses produksi di pabrik yang memiliki tingkat kecelakaan kerja tinggi.  Namun, untuk dapat memastikan manajemen risiko K3 ini dapat berjalan secara efektif, diperlukan beberapa langkah dan strategi yang sebaiknya diikuti agar penerapannya dapat dilakukan secara maksimal. Pasalnya, upaya berkelanjutan dan komitmen terhadap keselamatan kerja akan sangat membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua pekerja. Baca Juga: 5 Langkah Membangun Budaya Kesel...
5 Langkah Membangun Budaya Keselamatan Kerja di Industri Manufaktur
Management

5 Langkah Membangun Budaya Keselamatan Kerja di Industri Manufaktur

Mengacu pada data kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat secara signifikan sepanjang 2020-2023. Hal ini pun mendorong banyaknya diskusi terkait pentingnya peningkatan budaya keselamatan kerja, khususnya di sektor manufaktur. Pasalnya, data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lebih dari 60% kecelakaan kerja terjadi di sektor manufaktur dan konstruksi.  Melihat fakta ini, budaya keselamatan kerja pun tak hanya sekadar menjadi slogan, melainkan perlu diimplementasikan secara nyata di lapangan. Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan kolaborasi yang erat dan pendekatan yang proaktif antara perusahaan dengan para karyawan di dalamnya.  Mengapa hal ini menjadi sangat penting di industri manufaktur? Seperti yang kita tahu, industri manufaktur merupakan ...