Desain interior merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang fokus untuk merancang dan mengisi ruang di dalam suatu bangunan. Orang yang menjalankan profesi ini disebut desainer interior. Meski terjun mengatur sebuah ruangan, profesi ini berbeda dengan arsitek yang merancangkan interior dan eksterior secara keseluruhan sesuai dengan lingkungan tempat bangunan berada. Pasalnya, desainer interior menjadi orang yang membuat dan mengatur bagian dalam ruangan serta tatanan perabotan agar menarik dan nyaman untuk ditempati.
Jika Anda menginginkan ruangan yang indah, nyaman, dan bikin betah untuk bersantai di rumah, menggunakan jasa desainer interior bisa jadi pilihan terbaik. Profesi ini tidak hanya dibutuhkan untuk desain interior ruang di rumah, tetapi juga ruangan kantor, hingga hotel.
Pasalnya, pekerjaan seorang desainer interior terbilang cukup sulit, maka itu biaya desain interior pun relatif tinggi. Selain itu, seorang desainer interior tidak hanya bisa berkarier untuk menjadi seorang perancang, tetapi mereka juga bisa menjadi konsultan interior juga.
Nah, tahukah Anda kalau Indonesia punya banyak desainer interior ternama yang karyanya mencapai kancah internasional? Mari berkenalan dengan 7 desainer interior ternama tanah air!
7 Desain Interior Ternama Asal di Indonesia
1. Shirley Gouw
Shirley Gouw adalah seorang desainer muda kelahiran 1979. Sejak umur 17 tahun, Shirley sudah tinggal di London, Inggris, bersama adiknya untuk kuliah di Chelsea College of Art dan Inchbald School of Design selama empat tahun. Lalu, Shirley melanjutkan pendidikannya di Parsons School of Design di New York. New York jadi negara yang menempa sosok Shirley.
Baca Juga: Tips Memperbaiki Goresan di Lantai Vinyl Kayu
Sejak kuliah, Shirley suka membaca majalah arsitektur Architecture Digest yang berisikan 100 orang terbaik di bidang interior desain. Setelah kembali dari New York pada 2003, Shirley mendirikan perusahaan desain interior miliknya sendiri. Karyanya banyak yang menarik perhatian, salah satunya desain showroom apartemen bertajuk “New York State of Mind”.
2. Revano Satria
Revano Satria memenangkan banyak penghargaan desain sejak masih duduk di bangku kuliah. Desainer lulusan Universitas Katolik Parahyangan 2006 ini pernah mendapatkan penghargaan 3 SSA Awards: The Best of the Best Design untuk karyanya yang berjudul “School of Art”. Revano melanjutkan pendidikan di AA School of Architecture, London pada 2008.
Tiga tahun kemudian, pada 2011, Revano menjadi salah satu dari 30 Arsitek Nasional Indonesia yang mewakili Indonesia di ajang UIA 2011 Tokyo, World Congress of Architecture. Bersama dengan rekannya, Revano mendirikan Revastudio yang menjadi bagian dari RSI Group dan berfokus serta memiliki visi untuk mengembangkan desain interior tanah air.
3. Ni Wayan Melati Bianca Danes
Nama Ni Wayan Melati Blanca Danes rasanya sudah tidak asing di dunia desain interior. Pasalnya, perempuan yang dikenal sebagai Melati Danes ini sudah menjalani karier sebagai seorang desain interior selama kurang lebih 15 tahun, dengan spesialis bidang perhotelan.
Proyeknya pun tak hanya eksis di Indonesia, tetapi juga mendunia hingga Thailand dan India. Karyanya bersama sang suami, Popo Danes, berhasil dinominasikan sebagai Hotel Terindah di Asia Selatan dalam UNESCO Worldwide Prix Versailles 2020. Hasil karyanya bisa dilihat di beberapa villa di Bali, seperti L Hotel Seminyak, Healing Treasure Ubud, dan Milo’s Boutique.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Orang Suka Nonton Konten Renovasi Rumah
4. Lea Aziz
Lea Aziz merupakan desainer interior yang sudah menekuni karier ini sejak 1985. Setelah lulus dari Academy of Art College University di San Fransisco, Lea memutuskan untuk memfokuskan desainnya pada public area (area publik) dan public transportation (transportasi umum).
Jika Anda kagum dengan desain interior Bandara Internasional Soekarno-Hatta, itu adalah salah satu hasil karya dari Lea Aziz. Selain mendesain bandara, Lea juga ikut mempercantik desain transportasi umum Indonesia seperti pelabuhan dan MRT agar terlihat lebih modern, tetapi tetap memperlihatkan sentuhan budaya lokal yang kental sebagai identitas.
5. Vincentius Hadi Soetjiadi
Karier Vincentius Hadi Soetjiadi mengudara sejak 1990 dengan mengerjakan proyek Citra Garden yang berada di bawah Ciputra Development. Setelah bekerja selama 10 tahun, akhirnya lulusan jurusan Arsitek Universitas Parahyangan ini memutuskan untuk mendirikan perusahaan biro arsiteknya sendiri dengan nama Hadivincent Architects.
Lantas, arsitek yang punya banyak pengalaman soal desain ini memulai kariernya sebagai desainer interior pada 2009. Jadi salah satu desainer terbaik tanah air, gaya desain interiornya cenderung minimalis modern, tidak terlalu banyak menggunakan perabotan, serta lebih memperhatikan pada nilai fungsional dan estetika dari ruangan kosong yang ingin didesain.
6. Yuni Jie
Yuni Jie ialah pendiri firma interior Jie Design. Hasil karya lulusan Bachelor of Fine Arts dan Master of Industrial Design di Pratt Institute of New York ini pernah dipamerkan di berbagai ajang bergengsi, seperti International Contemporary Furniture Fair di New York dan Space Publication Hong Kong. Yuni pun pernah bekerja sama dengan beberapa manufaktur ternama.
Baca Juga: 5 Tips Membeli dan Menggunakan Kayu Kasar untuk Bangunan
Karyanya tidak terbatas hanya untuk merancang interior residential seperti apartemen dan rumah, tetapi juga mencakup furniture. Anda bisa melihat koleksi furniture miliknya di Maha Living Collection. Selain mendesain, Yuni Jie juga telah menerbitkan beberapa buku interior. Nah, soal seleranya dalam interior, Yuni menyukai gaya modern, chic, urban, warm and understated elegant. Sederhananya, segala sesuatu yang tidak berlebihan.
7. Roland Adam
Roland Adam tidak hanya mengerjakan proyek desain interior dalam negeri, tetapi karyanya juga sampai ke Belanda, Australia, Singapura, dan Filipina. Desainer interior yang satu ini berbeda dengan yang lain karena Roland tidak punya latar pendidikan di bidang desain interior.
Awal mula terjun ke bidang ini ketika Roland bekerja di bidang retail untuk home accessories. Di sana, Roland mulai menata toko agar terlihat lebih menarik. Sejak saat itulah, ia mulai tertarik untuk terjun menjadi desainer interior. Alhasil, desainer interior yang berpendapat bahwa desain harus sesuai dengan iklim ini pun mendirikan Goodlife dan kerap mengisi kolom interior media.