Sejak beberapa tahun terakhir, pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup di seluruh dunia. Mulai dari minimnya sosialisasi tatap muka, sekolah dari jauh atau secara online, hingga kerja dari rumah (hybrid working) atau lebih dikenal dengan istilah Work From Home (WFH).
Bahkan kini saat angka mulai menurun, Anda bisa bekerja dari mana saja. Belakangan pun populer pula istilah seperti WFC alias Work From Cafe, WFB alias Work From Bali, hingga Work From Anywhere (WFA).
Maka itu tidak heran jika hybrid working pun semakin lumrah dan banyak dilakukan saat ini. Akan tetapi, sebenarnya apa itu hybrid working? Kapan dikatakan hybrid?
Apa itu Hybrid Working?
Hybrid working adalah keadaan di mana Anda bisa memilih untuk datang ke kantor (atau dikenal dengan WFO; Work From Office) atau bekerja dari rumah. Metode kerja seperti ini sudah mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan besar di Indonesia maupun dunia.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Orang Suka Nonton Konten Renovasi Rumah
Saking eksisnya kehadiran hybrid working, laporan Work Trend Index yang dibuat Microsoft menunjukkan bahwa 66% pekerja Indonesia lebih suka jika mereka bisa melakukan sistem kerja hybrid dibandingkan 100% WFO atau 100% WFH. Apakah Anda salah satunya?
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2021 juga menunjukkan bahwa 99% HR Leaders mengharapkan para karyawannya untuk bisa bekerja secara hybrid meskipun pandemi sudah berakhir nantinya. Melihat fakta menarik tersebut, perusahaan sudah mulai mempersiapkan kembali tempat kerjanya yang sempat tidak terpakai karena menjalankan sistem WFH.
Jika akhirnya hybrid working dilakukan secara penuh, tentu ada penyesuaian yang perlu dilakukan untuk membuat kantor terasa nyaman dan aman saat karyawan datang. Lantas, seperti apa kira-kira hybrid workplace atau kantor hybrid yang nyaman pasca-pandemi?
Kantor Hybrid Working yang Nyaman untuk Karyawan Pasca-pandemi
Hybrid workplace adalah tempat kerja yang digunakan untuk karyawan yang ingin bekerja langsung di kantor lagi. Kantor hybrid ini tentu akan punya perbedaan dengan tempat kerja sebelum adanya pandemi Covid-19, di mana perusahaan perlu melakukan penyesuaian agar karyawan bisa bekerja dengan aman dan nyaman. Ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan hybrid working model yang cocok untuk pasca-pandemi.
1. Kantor dengan sistem sirkulasi yang baik
Salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan ialah sirkulasi udara yang ada di kantor. Virus Covid-19 ditularkan melalui kontak tidak langsung (melalui benda atau permukaan yang terkontaminasi) atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi mulut dan hidung (meliputi air liur atau droplet yang dikeluarkan saat batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi). Orang-orang yang berada dalam jarak dekat (1 meter) dengan orang yang terinfeksi dapat terpajan COVID-19 ketika percikan infeksius masuk ke mulut, hidung atau mata mereka.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Rumah dari Kayu Semakin Populer
Maka dari itu, jika ingin mengajak karyawan untuk kembali kerja di kantor, setiap perusahaan harus memperhatikan bagaimana sirkulasi udara yang ada. Pasalnya, setiap ruangan tempat karyawan akan ditempati bekerja selama seharian atau kurang lebih 9 jam penuh.
Di sinilah peran desainer interior untuk merancang sirkulasi di setiap udara mumpuni untuk tetap mendukung pembatasan jarak sosial antar karyawan juga. Jika ada pembatasan interaksi dan social distancing, maka sirkulasi udara juga bisa diperluas supaya tidak terasa penuh.
Seandainya ruangan tempat kerja hybrid tidak bisa diperluas lagi, maka sebaiknya Anda membedakan jalur masuk dan jalur keluar untuk meminimalisir kemungkinan karyawan akan saling menumpuk di area tersebut ketika hendak keluar masuk ruangan.
2. Material bangunan yang mudah untuk disteril
Pemilihan material juga cukup penting. Anda bisa memilih material dengan karakteristik anti bakteri sehingga bisa mengurangi kemungkinan bakteri dan virus menempel di material tersebut. Material yang bisa di-steril dengan mudah bisa menjadi pilihan terbaik untuk diaplikasikan pada elemen desain interior di dalam ruangan kerja, khususnya untuk ruangan kerja yang mudah untuk diakses banyak orang.
Baca Juga: 4 Tips Simpel Merakit Kayu Sendiri dengan Tangan
3. Membatasi pengguna lift dan mengaplikasikan teknologi sensor otomatis
Meskipun ini bukan merupakan hal yang baru, tetapi beberapa orang mungkin sudah mulai melupakan betapa pentingnya membatasi jumlah karyawan yang masuk ke dalam lift, guna meminimalkan kemungkinan penyebaran virus Covid-19. Selain itu, Anda bisa menambahkan teknologi sensor otomatis pada setiap pintu masuk dan pintu keluar, supaya karyawan tidak perlu menyentuh gagang pintu ketika ingin akses keluar masuk ruangan.