Proses finishing sangat penting dalam woodworking, salah satunya adalah pengamplasan. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan dengan menggunakan mesin. Pengampleasan menggunakan mesin akan membutuhkan amplas belt. Maka itu, mengenal jenis sambungan amplas belt sebelum menjalani proses pengamplasan amat penting.
Dengan mengetahui jenis-jenis amplas belt, maka akan memudahkan Anda untuk menyesuaikan amplas belt dengan mesin yang digunakan, sehingga hasil akhirnya bisa menjadi lebih baik, maksimal, serta penggunaan amplas menjadi lebih efisien lagi.
Bisa begitu karena ketika sambungan dan ukuran amplas belt sander tidak sesuai, hal ini akan menimbulkan masalah yang membuat umur pakai amplas kurang maksimal. Pasalnya, tak bisa dimungkiri, sebagian besar permasalahan yang terjadi pada amplas belt terletak pada sambungan amplas.
Begitu pula jika sambungan dan ukuran amplas belt sander tidak sesuai, hal ini akan menimbulkan masalah yang membuat umur pakai amplas kurang maksimal. Maka itu, untuk menghindari permasalahan yang mungkin ditemukan ketika menjalani proses sanding menggunakan mesin, artikel kali ini akan membantu Anda mengenal jenis-jenis sambungan amplas belt serta memberi gambaran bagaimana pengaplikasiannya.
Jenis-Jenis Amplas Belt dan Aplikasinya
1. Sambungan overlap untuk kertas dan kain
Sambungan jenis overlap bisa digunakan untuk amplas yang berbahan dasar kertas maupun kain. Untuk amplas yang berbahan kertas, sambungan overlap bisa digunakan pada semua level grit, sedangkan pada amplas dengan backing kain, sebaiknya sambungan overlap hanya digunakan pada grit halus.
Baca Juga: Bingung Melihat Kualitas Furnitur Kayu Terbaik? Ini 3 Tipsnya!
Ketika menggunakan sambungan overlap, sambungan harus mengikuti arah panah putaran pada bagian belakang amplas atau backing dari amplas belt sander tersebut.
Proses penyambungan overlap, yaitu:
- Amplas melalui proses pemotongan (cutting) untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang diminta.
- Setelah itu, bagian yang hendak disambungkan harus melewati proses pengikisan (skiving) sesuai dengan ketebalan yang dibutuhkan.
- Setelah proses skiving sudah dilakukan, selanjutnya proses pemasangan lem (glueing) pada kedua sisi bagian amplas yang ingin disambungkan.
- Terakhir, lakukan proses penekanan (pressing) saat hendak menyatukan kedua bagian yang sudah dilem agar keduanya bisa menyatu dengan sempurna.
2. Sambungan top skive overlapped untuk kain
Sambungan jenis top skive overlapped digunakan untuk amplas berbahan dasar kain atau backing kain. Penggunaannya umumnya digunakan untuk grit kasar. Sambungan jenis ini sebenarnya mirip dengan sambungan overlap biasa, perbedaannya hanya terletak pada proses skiving yang dilakukan di setiap lapisan yang hendak disambungkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyamakan ketebalan antara sambungan dan backing.
Baca juga: Tips Mengecat Kayu agar Hasilnya Bagus dan Halus
Proses penyambungan top skive overlapped, yaitu:
- Amplas melalui proses pemotongan (cutting) untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang diminta.
- Setelah itu, bagian yang hendak disambungkan harus melewati proses pengikisan (skiving) sesuai dengan ketebalan yang dibutuhkan.
- Bagian yang hendak disambungkan pada sisi kedua pada bagian backing akan melewati proses skiving lagi sesuai dengan standar ketebalan yang dibutuhkan. Begitu pula dengan bagian ujung pasirnya.
- Setelah proses skiving sudah dilakukan, selanjutnya yaitu proses pemasangan lem (glueing) pada kedua sisi bagian amplas yang ingin disambungkan.
- Terakhir, lakukan proses penekanan (pressing) ketika hendak menyatukan kedua bagian yang sudah dilem agar kedua bagiannya bisa menyatu dengan sempurna.
3. Sambungan dengan tape joint
Selanjutnya ada jenis sambungan dengan tape joint. Umumnya sambungan ini digunakan untuk amplas dengan backing kain. Pada bagian belakang sambungan memiliki tape yang menyatukan dua ujung amplas. Ada dua posisi sambungan dengan tape joint, yaitu:
- Sambungan dengan tape pada bagian bawah
- Sambungan dengan tape pada bagian atas
Jenis sambungan tape joint digunakan untuk grit kasar maupun grit halus. Penggunaannya pun bisa digunakan secara dua arah putaran (ke arah kiri maupun kanan). Efektivitas penggunaan jenis sambungan ini sebenarnya sama saja. Biasanya untuk mesin amplas pembuatan MDF, akan menggunakan amplas belt yang lebih dari satu sambungan (segmented belt).
Baca Juga: 3 Tips Memperbaiki Furniture Kayu yang Digigit Anjing Peliharaan
Untuk amplas belt umum yang digunakan di industri woodworking dengan menggunakan mesin wide belt sand, biasanya menggunakan sambungan dengan tape bawah. Selain memiliki posisi atas dan bawah, bentuk sambungan tape joint juga dibagi menjadi dua, yaitu:
- Sambungan dengan tape lurus
Sambungan ini menggunakan pisau potong yang berbentuk garis lurus dan banyak digunakan untuk amplas belt dengan kategori narrow belt.
- Sambungan dengan tape zig zag
Sambungan dengan tape ini mirip dengan tape lurus, perbedaannya yaitu pemotongannya yang menggunakan jenis pisau berbentuk zig zag, sehingga sepanjang sambungan akan terlihat garis zig zag. Sambungan jenis ini banyak digunakan untuk amplas belt dengan kategori wide belt.
Proses penyambungan dengan jenis tape joint, yaitu:
- Amplas melalui proses pemotongan (cutting) untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang diminta.
- Setelah itu, bagian yang hendak disambungkan harus melewati proses pengikisan (skiving) sesuai dengan ketebalan yang dibutuhkan.
- Setelah proses skiving sudah dilakukan, selanjutnya yaitu proses pemasangan lem (glueing) pada permukaan tape yang sudah disediakan sesuai dengan grit amplas yang akan disambung.
- Selanjutnya yaitu proses pemasangan lem (glueing) kembali pada kedua sisi bagian amplas yang ingin disambungkan.
- Terakhir, lakukan proses penekanan (pressing) ketika hendak menyatukan kedua bagian yang sudah dilem agar kedua bagiannya bisa menyatu dengan sempurna.