IFMAC & WOODMAC 2023: Dorong Kesuksesan Industri Manufaktur dan Kayu Indonesia

Dipenuhi antusias para pelaku industri, pameran IFMAC & WOODMAC kembali hadir tahun ini selama empat hari yang berlangsung dari 20 – 23 September 2023.

Pameran permesinan kayu dan komponen manufaktur furnitur terbesar di Indonesia ini diadakan di Jakarta International Expo (JIEXPO), Kemayoran, Jakarta.

IFMAC & WOODMAC 2023 menawarkan peluang bisnis eksklusif di industri furnitur Indonesia yang semakin berkembang, dan telah menjadi bagian dari “Woodworking Shows Worldwide” Deutsche Messe, Jerman, penyelenggara LIGNA (pameran permesinan kayu terbesar dunia).

Ini menjadikan IFMAC & WOODMAC sebagai platform yang tepat bagi para pemain industri furnitur yang antusias dengan prospek industri ini di Indonesia.

Tidak hanya itu, pameran seperti ini pun berguna untuk mengembangkan pangsa pasar mereka di industri furnitur global.

Untuk memfasilitasi pertukaran bisnis yang berjalan secara lancar, IFMAC & WOODMAC 2023 menampilkan lebih dari 200 perusahaan dari 18 negara dan mengundang 15.000 pengunjung.

Pasalnya, pameran dilengkapi dengan beberapa kegiatan seminar oleh asosiasi industri yang berbagi wawasan tentang tren pasar dan perkembangan teknologi terkini.

Baca Juga: Tantangan Industri Mebel: Bahan Baku dan Teknologi Masih Belum Merata

Pameran dagang tersukses untuk industri furnitur Indonesia

IFMAC & WOODMAC 2023 sendiri diselenggarakan PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) yang telah memiliki rekam jejak yang terkenal sebagai pameran dagang paling sukses di Indonesia untuk industri furnitur.

Dengan lebih dari 200+ booth telah terjual, pameran ini menyajikan berbagai produk pameran mulai dari mesin, perekat, pelapis, cat, perlengkapan dan peralatan, bahan kayu serta panelnya, hingga banyak bagian lainnya yang diperlukan untuk pembuatan furnitur.

“Pemimpin bisnis lokal dan pasar internasional akan berkumpul di IFMAC & WOODMAC, menyoroti posisi Indonesia yang semakin berkembang sebagai pusat pengembangan industri furnitur global,” jelas Rini Keim, Direktur WAKENI.

Rini pun menekankan, “Pameran dagang ini akan mendorong investasi untuk inovasi dan kemajuan teknologi di Indonesia sehingga memicu pertumbuhan industri furnitur sebagai penggerak ekonomi utama bagi negara.”

Menariknya, IFMAC & WOODMAC tahun ini kembali menampilkan 60% peserta dari pameran sebelumnya, salah satunya PT Ekamant Indonesia. 

Sedangkan 40% lainnya merupakan perusahaan yang perdana bergabung di pameran ini.

Perusahaan-perusahaan tersebut datang dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Tiongkok, Jerman, Finlandia, Turki, Italia, Thailand, Hong Kong, Slovenia, dan India.

Dengan kehadiran perusahaan ternama dari berbagai negara ini, IFMAC & WOODMAC pun menjadi platform solusi satu atap yang terintegrasi untuk bisnis manufaktur furnitur dan pengerjaan kayu di negara Indonesia dan Asia Tenggara.

Baca Juga: Prinsip Dasar Penerapan Just in Time dalam Inventory Management

Industri manufaktur furnitur Indonesia mengalami pertumbuhan positif

Menurut Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, nilai jual Indonesia sebagai pemasok pasar furnitur global berakar pada SDA, tenaga kerja terampil, harga kompetitif, keragaman budaya, dan produksi berkelanjutannya.

“Sumber daya alamnya yang melimpah dengan ragam kayu yang sangat dicari di pasar furnitur global karena daya tahan, keindahan, dan karakteristiknya yang unik,” jelasnya.

Dengan pengrajinnya yang terampil, furnitur buatan Indonesia banyak dicari karena presisi dan desainnya yang kreatif, selain karakteristiknya yang berkualitas tinggi dan harga bersaing yang dapat diproduksi lebih baik dengan teknologi global terkini,” tambah Abdul.

Mengingat kesadaran masyarakat tentang masalah lingkungan akan produksi yang berkelanjutan, maka produsen furnitur Indonesia pun mulai menekankan praktik produksi yang berkelanjutan, termasuk penggunaan bahan yang ramah lingkungan.

Hal ini bahkan membantu membedakan produk furnitur Indonesia di pasar global sehingga berhasil lebih banyak menarik konsumen yang menyukai bahan furnitur berkelanjutan.

Pertumbuhan manufaktur furnitur Indonesia juga semakin berkembang yang didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan ekspor.

Ketua Indonesian Sawmill and Woodworking Association (ISWA), H.M Wiradadi Soeprayogo mengatakan industri furnitur Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang besar. 

Hal ini membuatnya berkomitmen mendukung perkembangannya dengan menjalin kemitraan dan kolaboasi bersama WAKENI dalam menyelenggarakan IFMAC & WOODMAC.

Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa dengan diperkenalkannya teknologi canggih dan solusi inovatif dari perusahaan global, industri di Indonesia dapat meningkatkan daya saing bisnis furnitur lokal sekaligus menciptakan peluang baru investasi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Dengan injeksi teknologi, industri manufaktur furnitur Indonesia mampu memberikan produk ramah lingkungan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen yang terus berkembang di seluruh dunia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.