Sama halnya seperti mobil, sepeda motor, serta peralatan lain yang digerakkan oleh mesin, wide belt sander atau yang biasa disingkat WBS dan biasa digunakan dalam proses pengamplasan juga membutuhkan perawatan rutin agar mesinnya terus berfungsi dengan baik.
Perawatan tersebut bisa dilakukan secara harian atau bulanan. Tujuannya agar mesin tetap terpelihara kondisinya, sehingga mampu bekerja optimal. Perawatan rutin ini tergolong simpel, tetapi tidak bisa dipandang sebelah mata karena sangat penting untuk kesehatan mesin.
Baca Juga: Solusi Pengamplasan Veneer Menggunakan Stroke Sander
Berikut ini beberapa langkah perawatan yang dilakukan:
8 Cara Merawat Mesin Wide Belt Sander
- Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membersihkan seluruh bagian mesin, khususnya bagian dalam. Anda dapat membersihkannya dengan menggunakan semprotan angin. Lakukan langkah ini sebelum amplas dipasang ke dalam mesin.
- Setelah itu, langkah kedua ialah mengeluarkan pad dari dalam mesin, agar Anda bisa membersihkan bagian permukaannya. Saat membersihkan, coba perhatikan bagian permukaannya. Jika bergelombang karena kotoran yang menempel, lakukanlah pengamplasan terlebih dahulu dengan amplas grit P120 atau P150. Setelah itu, Anda bisa melakukan pergantian jika graphite sudah robek. Bila permukaan felt atau foam bergelombang, maka lakukanlah pergantian dengan felt atau foam yang baru.
- Ketiga, lakukan pemeriksaan permukaan contact drum, apakah ada kotoran atau cacat. Jika terdapat kotoran, lakukan pengamplasan dengan grit P120 atau P150. Namun, jika terdapat cacat, tandai bagian cacat tersebut dan usahakan untuk menghindarinya saat proses pengamplasan dilakukan.
Baca Juga: Mengenal Mesin Stroke Sander Berdasarkan 3 Jenisnya
- Langkah keempat yaitu cek sensor osilasi amplas. Untuk mesin yang menggunakan sensor foto, bersihkan dengan tangan atau menggunakan kain bersih untuk menjangkau kotoran dan debu yang melekat. Jika Anda menggunakan sensor angin, pastikan tekanan angin yang keluar cukup stabil.
- Kelima, setelah amplas dimasukkan ke dalam mesin, periksa terlebih dahulu tegangan permukaan amplas (belt tension). Tegangan yang ideal biasanya mencapai tiga sampai empat bar.
- Setelah itu, langkah keenam adalah pengecekan osilasi amplas setelah mesin WBS dijalankan. Perhatikan apakah amplas sudah berpindah dari satu sisi ke sisi lain dengan stabil. Tak lupa untuk mengecek juga tracking amplas yang idealnya mencapai 20-25 kali double stroke per menitnya.
- Ketujuh, periksalah bagian dust collector dan pastikan piranti ini telah aktif saat pengamplasan dilakukan. Dust collector harus berfungsi maksimal agar pemakaian amplas menjadi lebih efisien.
- Terakhir, cek ketebalan pengisikan (stock removal) pada masing-masing head dan grit. Stock removal harus disesuaikan dengan kekuatan masing-masing grit.
Baca Juga: Mengenal Istilah Triple Flexing dalam Amplas Backing Kain
Anda juga dapat menyesuaikannya berdasarkan persentase pengikisan. Contohnya, untuk mesin dengan dua head:
Head 1 = 60% (dari total pengikisan)
Head 2 = 40% (dari total pengikisan)
Untuk mesin dengan tiga head:
Head 1 = 50% (dari total pengikisan)
Head 2 = 35% (dari total pengikisan)
Head 3 = 15% (dari total pengikisan)
Perawatan Bulanan untuk Mesin Wide Belt Sander
Selain perawatan harian, ada pula perawatan bulanan yang tak kalah penting untuk dilakukan. Berikut langkah-langkahnya:
- Pertama, lakukan kalibrasi meja conveyor untuk mendapatkan ketebalan pengamplasan yang sama antara sisi kiri dan kanan. Tetapkan toleransi ketebalan yang umumnya tidak lebih dari 0.2 mm. lni merupakan perbedaan maksimal antara sisi kiri dengan sisi kanannya. Jika melebihi toleransi, maka lakukan kalibrasi meja conveyor. Caranya yaitu dengan melakukan penyetelan pada keempat kakinya.
- Kedua, kalibrasi contact drum jika terdapat kerusakan pada permukaannya.
Ketiga, lakukan pengecekan air jet blower dan nozzel satu persatu. Jika lubang nozzle mampet, bersihkan dengan kawat halus atau semprotan angin.