Muhammad Hisyam, Anindo Furniture: Ikut Tren Kunci Bangkit Pasca-pandemi

Jika berbicara tentang pandemi Covid-19 yang melanda beberapa tahun terakhir, hal tersebut sangat berpengaruh pada bisnis Muhammad Hisyam, owner Anindo Furniture di Jepara.

Pria yang kerap disapa Hisyam ini mengaku usahanya pernah berjaya dengan mengirimkan sedikitnya 12 kontainer per bulan ke Amerika, Eropa, dan Australia. 

Akan tetapi, sayangnya, kesuksesan yang dirasakannya sekitar 2005-2006 itu berbalik sepenuhnya ketika pandemi merebak di dunia pada 2020. 

Betapa tidak, saat itu, Hisyam benar-benar merasakan bisnis furniture yang ia bangun dengan sepenuh hatinya sejak 2001 berada di titik terendahnya. 

“Saya benar-benar jatuh gelimpang,” katanya. Satu per satu buyer-nya pun menghilang saat itu dan hanya menyisakan satu buyer asal Jerman. 

Dua properti yang dimilikinya pun terpaksa disewakan ke pengusaha asing untuk menutupi biaya overhead setiap bulannya.

Bahkan, hal ini terus terjadi hingga Hisyam dengan berat hati harus menutup usahanya. Saat itu, semua karyawannya pun dirumahkan. 

Order benar-benar drop selama enam bulan kevakuman,” aku Hisyam. 

Meski jumlah buyer aktif saat itu cukup besar, tetapi karakter yang didominasi peritel dengan outlet skala kecil di setiap negara tujuan ekspor, membuatnya cepat terdampak krisis pandemi.

Baca Juga: Koneksi dan Teknologi: Kunci Sukses Ekspor Produk Alat Musik PT Genta Trikarya

Angin Segar usai Membeku Sekitar 6 Bulan

Ketika memasuki Oktober 2020, satu-satunya buyer asal Jerman yang tersisa untuk pertama kalinya menurunkan order setelah masa vakumnya. 

Tanpa disangka, order inilah yang membuat semangat Hisyam untuk bangkit kembali menyala.

Meskipun ia sudah tak lagi mengirimkan belasan kontainer setiap bulannya kepada buyer, tetapi hal tersebut tidak lagi menyurutkan semangatnya. 

Berbekal 50 karyawan dan staf, Muhammad Hisyam mulai membangun lagi impiannya, dan menyusun kembali bisnisnya secara perlahan.

Jika dibandingkan dengan saat Anindo Furniture berada di masa jayanya dengan jumlah karyawan dan stafnya mencapai 150 hingga 200 orang, angka 50 mungkin terasa sangat kecil.

Namun, 50 orang inilah yang juga membantu Hisyam kembali menata bisnisnya. 

Baca Juga: Joshua Hambali, Polychemie Asia Pacific Permai: Lika-liku Meneruskan Bisnis Keluarga

Tak Lagi Hanya Fokus ke Furniture Klasik

Sebelumnya, Hisyam mengakui dirinya sangat kekeuh untuk fokus dan hanya memproduksi furniture klasik saja. Namun, kini ia sudah lebih membuka diri terhadap tren!

“Istri saya sudah memperingatkan berulang kali agar menggarap produk-produk lain, namun saya ini orang kuno yang jika sudah fokus di klasik, maka akan menekuninya terus,” jelasnya.

Selain klasik, kini ia juga membidik furniture outdoor, minimalis, bahkan ‘Scandinavian style’. 

Hisyam pun kini membekali dirinya dengan pengetahuan dan know how produksi, serta manajemen yang mumpuni, sehingga fokusnya sudah beralih pada efisiensi produksi.

“Dulu semua diproduksi secara in-house, kini untuk mencapai efisiensi, produksinya ditangani oleh subkon,” jelasnya. Pihaknya fokus menangani finishing, terutama produk furniture klasik. 

Untuk itu, Hisyam mempersiapkan satu orang tenaga quality control yang berkeliling ke semua pemasoknya. Ia pun akan menambahkan jumlah karyawan untuk quality control, jika diperlukan.

Baca Juga: Mengelola Bisnis hingga Ekspor ke Eropa, Ini Cerita Awan Nasution Komisaris PT Genta Trikarya

Perluas Produksi dengan Gedung Fasilitas Produksi

“Kami mulai bersiap mengantisipasi perluasan produksi dalam waktu dekat,” ujarnya. 

Hisyam menjelaskan bahwa peningkatan kualitas produksi kini menjadi fokusnya, sehingga mengharuskannya menggunakan sejumlah bahan penolong yang berkualitas tinggi.

Ia juga membentuk tim marketing online yang diharapkan dapat membangun eksistensi dan mengubah profile perusahaan yang selama ini hanya dikenal memproduksi furniture klasik. 

Pasalnya, kini ada sekitar 300 item desain baru mulai dari klasik, minimalis, outdoor, dan scandinavia yang ditampilkan di website-nya, www.anindo.com.

Meski Hisyam mengakui penjualan masih belum ada peningkatan signifikan dibandingkan pada 2022, tetapi Anindo Furniture berhasil memperoleh pasar baru di Panama, Amerika Tengah.

Lantas, ia bertutur bahwa perluasan pasar ini diperoleh melalui digital marketing atau e-marketing yang telah dikembangkan perusahaan sejak 2022 lalu.

Namun, e-marketing ini pun masih harus ditunjang dengan buyer visit yang sifatnya offline.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *