Di artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang lean manufacturing dan bagaimana konsep ini sangat penting diterapkan untuk meminimalisir adanya pemborosan.
Lantas, kali ini, kita akan membahas mengenai Just in Time (JIT) yang merupakan salah satu pilar dari lean manufacturing.
Menurut pengertiannya, Just in Time ialah strategi untuk menyesuaikan permintaan dengan stock perusahaan. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi overproduction atau produksi yang berlebihan.
Ini juga merupakan strategi untuk memproduksi barang yang tepat pada waktu yang tepat serta dalam jumlah yang tepat.
JIT membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan dengan memproduksi barang hanya sesuai kebutuhan dalam proses produksi.
Pendekatan ini dirancang untuk meminimalkan inventaris dan merampingkan proses manufaktur, serta menghasilkan penghematan biaya yang signifikan bagi produsen.
Just in Time sendiri juga termasuk sebagai salah satu ‘dinding’ yang membentuk House of Lean Production. Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan gambar di bawah ini:
Pertanyaannya, mengapa overproduction penting untuk dikurangi?
Pasalnya, hal ini dapat menjadi masalah besar dalam industri manufaktur yang membuat perusahaan tak jarang merugi akibat barang yang tersedia terlalu banyak sehingga menjadi stock mati di tempat penyimpanan karena permintaannya lebih sedikit.
Mengapa Just in Time Penting?
Pada 1950-an, Toyota pertama kali memperkenalkan Just in Time sebagai tanggapan atas permasalahan:
- Pasar yang terfragmentasi menuntut banyak produk dalam volume rendah.
- Persaingan yang ketat antar kompetitor.
- Harga tetap atau turun.
- Teknologi yang mengalami perubahan dengan cepat.
- Biaya modal tinggi.
- Pekerja yang menuntut tingkat keterlibatan lebih tinggi.
Karena menjadi salah satu dinding dari House of Lean Production, JIT harus didukung oleh seluruh sistem lean manufacturing.
Alasan mengapa penerapannya penting ialah karena produsen konvensional “mendorong” produk melalui sistem yang tidak menggambarkan permintaan sebenarnya karena menggunakan “prediksi”.
Hal ini membuat adanya pesanan harian yang diserahkan kepada masing-masing departemen untuk membuat perakitan suku cadang yang dibutuhkan.
Sehingga, waktu pergantian (changeover) yang lama dan batch besar menjadi hal biasa.
Namun sebenarnya, ini akan mempersulit pelacakan tingkat inventaris aktual. Alhasil menimbulkan kurangnya suku cadang dan persedian yang sengaja disimpan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Dengan begitu, perusahaan membutuhkan ruang atau storage lebih besar dan membutuhkan pekerja yang lebih banyak juga. Ruangan dan batch seperti ini yang besar mengisolasi pekerja dan menghambat komunikasi.
Beberapa permasalahan tersebut kemudian mendorong inovasi yang lebih efisien melalui penerapan Just in Time yang memproduksi barang sesuai dengan jumlah permintaan pelanggan.
Prinsip Dasar Penerapan Just in Time
Prinsip utama dari Just in Time adalah konsep pull production, yaitu produksi yang didasarkan pada permintaan pelanggan secara aktual, bukan berdasarkan perkiraan atau prediksi.
Hal ini memungkinkan produsen untuk merespon dengan cepat perubahan permintaan, mengurangi risiko kelebihan produksi dan biaya terkait penyimpanan, serta dapat mengelola kelebihan persediaan.
Produksi JIT sendiri meliputi:
- Memproduksi sesuatu sesuai dengan permintaan atau pesanan pelanggan
- Meningkatkan permintaan agar pekerjaan berjalan lancar di semua pabrik.
- Menghubungkan semua proses dengan permintaan pelanggan melalui alat visual sederhana (kanban).
- Memaksimalkan fleksibilitas pekerja dan mesin.
Dengan menerapkan Just in Time, Anda dapat menjaga produksi dan cash flow perusahaan tetap stabil karena semua produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan (tidak overproduction).
Dengan produksi dan cash flow yang stabil, hal ini tentu akan berdampak baik kepada seluruh bagian perusahaan termasuk kepuasan dan kenyamanan pekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.