Mengenal Inventory Carrying Cost dalam Manajemen Perusahaan

Apakah Anda familiar dengan istilah Inventory Carrying Costs? Ini merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan inventaris. Biaya ini mencakup faktor-faktor yang berdampak signifikan pada profitabilitas perusahaan.

Beberapa komponen utamanya yaitu biaya penyimpanan fisik, mulai dari sewa gedung, listrik, dan keamanan. Tak hanya itu, ada pula biaya asuransi yang berfungsi untuk melindungi inventaris dari risiko pencurian atau kerusakan.

Biaya kehilangan peluang atau hilangnya potensi pendapatan karena adanya penumpukan inventaris yang berlebihan serta tidak optimal juga merupakan salah satu bagian dari Inventory Carrying Costs.

Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi Inventory Carrying Costs?

Baca Juga: Bukan Hanya Terapkan K3, Ini 5 Langkah Menuju Zero Accident

Faktor-faktor yang memengaruhi Inventory Carrying Costs

  1. Tingkat persediaan atau inventory levels

Ada dua hal yang diperhatikan di sini. Pertama, kelebihan stok (overstocking), di mana Anda perlu menjaga tingkat persediaan yang lebih tinggi dari yang diperlukan. Jika tidak, hal ini nantinya akan mengakibatkan biaya penyimpanan menjadi melebihi yang seharusnya karena Anda memerlukan banyak ruang penyimpanan sehingga diperlukan perawatan ekstra.

Lalu yang kedua adalah kebalikannya, yaitu kekurangan stok (understocking). Kondisi ini dapat menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan dan pelanggan. Mengapa demikian? Hal tersebut karena produk tidak tersedia ketika dibutuhkan. Akhirnya, Anda akan memerlukan biaya tambahan untuk menutupi biaya pesanan darurat.

  1. Putaran inventaris atau inventory turnover

Di bagian ini, ada putaran rendah (slow moving), yaitu jika perputaran inventaris rendah, maka barangnya akan cenderung berada di dalam gudang lebih lama sehingga menyebabkan biaya penyimpanan menjadi lebih tinggi.

Sedangkan putaran tinggi (fast moving) yang mampu mengurangi penyimpanan, tetapi perlu dicatat bahwa hal ini mungkin dapat meningkatkan biaya pemesanan atau biaya transaksi.

  1. Nilai produk

Jika nilai produk tinggi, maka biaya penyimpanannya akan lebih besar karena nilai aset yang dihasilkan perusahaan juga lebih besar. Sedangkan jika nilai produknya rendah, mungkin akan memiliki biaya penyimpanan yang lebih rendah. Namun perlu diingat bahwa nilai produk rendah kemungkinan akan membuat Anda kehilangan peluang pendapatan karena stok menjadi kurang diperhatikan.

  1. Efisiensi proses pengadaan

Keterlambatan dalam proses pengadaan dapat menyebabkan kelebihan stok atau kekurangan stok. Masing-masing dari ini dapat meningkatkan biaya penyimpanan atau kehilangan peluang pendapatan.

  1. Kualitas perencanaan pengadaan (forecasting accuracy)

Jika peramalan permintaan tidak akurat, maka perusahaan dapat mengalami kekurangan atau kelebihan stok. Hal tersebut tentu akan mengganggu keadaan keuangan perusahaan karena meningkatkan biaya penyimpanan.

Karena itu, perencanaan pengadaan harus dihitung secara baik untuk memperoleh inventory level yang sesuai dan tidak memengaruhi operasional maupun penjualan.

Baca Juga: Mengenal Metode “Stop 6 Safety” Toyota

  1. Biaya modal (capital costs)

Di bagian ini, ada biaya pinjaman dan opportunity cost. Untuk biaya pinjaman, jika perusahaan mengambil pinjaman untuk mendanai supply mereka, maka biaya bunga yang perlu dibayarkan dapat menjadi faktor yang memengaruhi biaya penyimpanan.

Sedangkan opportunity cost yaitu biaya yang perlu dipertimbangkan. Terutama jika modal yang diinvestasikan dalam persediaan dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi.

  1. Perubahan harga

Perubahan harga lama kelamaan akan memengaruhi biaya penyimpanan. Apalagi jika inventaris terdiri dari barang-barang yang nilainya terus menurun secara cepat.

  1. Teknologi dan otomasi

Dengan memanfaatkan teknologi dan sistem otomasi untuk manajemen inventaris dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan. Pasalnya, akurasi dan efisiensi prosesnya akan meningkat.

  1. Siklus hidup produk

Produk dengan siklus hidup yang lebih pendek memerlukan manajemen inventaris yang berbeda. Hal ini disebabkan produk tersebut cenderung mengalami penurunan nilai atau harga yang lebih cepat.

  1. Kualitas manajemen persediaan

Kunci untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok adalah dengan melakukan akurasi dalam perhitungannya. Hal ini nantinya akan bersinggungan dengan pengukuran kualitas penyimpanan barang di gudang.

Mengapa menghitung Inventory Carrying Costs penting?

Pasalnya, menghitung Inventory Carrying Costs memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan perusahaan. Selain itu, alasan lainnya, yaitu:

  • Memberikan landasan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Informasi yang didapatkan dapat digunakan untuk melakukan evaluasi keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan.
  • Mampu mengendalikan sekaligus mengurangi biaya karena pada akhirnya akan membantu meningkatkan efisiensi operasional.
  • Membantu menentukan harga produk yang lebih akurat, di mana Anda dapat memastikan bahwa harga yang ditetapkan mencakup semua biaya terkait dengan biaya inventaris.
  • Membantu perencanaan keuangan dan pengelolaan kas perusahaan yang memungkinkan perusahaan mengalokasikan modal dengan lebih baik.
  • Memungkinkan kolaborasi yang lebih baik dan koordinasi yang lebih efisien dengan supplier maupun distributor untuk mengurangi biaya secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.