Mengacu pada data kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat secara signifikan sepanjang 2020-2023. Hal ini pun mendorong banyaknya diskusi terkait pentingnya peningkatan budaya keselamatan kerja, khususnya di sektor manufaktur.
Pasalnya, data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lebih dari 60% kecelakaan kerja terjadi di sektor manufaktur dan konstruksi.
Melihat fakta ini, budaya keselamatan kerja pun tak hanya sekadar menjadi slogan, melainkan perlu diimplementasikan secara nyata di lapangan.
Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan kolaborasi yang erat dan pendekatan yang proaktif antara perusahaan dengan para karyawan di dalamnya.
Mengapa hal ini menjadi sangat penting di industri manufaktur?
Seperti yang kita tahu, industri manufaktur merupakan sektor industri yang sangat kompleks.
Sebab, proses kerja yang terjadi di industri ini sangat erat hubungannya dengan melibatkan berbagai mesin, proses, hingga bahan yang digunakan.
Satu kesalahan kecil saja yang dilakukan dalam operasionalnya dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang nantinya akan mengganggu produksi dan membuat kerugian secara material.
Lalu, bagaimana cara meningkatkan budaya keselamatan kerja di industri manufaktur? Berikut beberapa caranya!
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Make to Order dan Make to Stock
5 Langkah untuk Membangun Budaya Keselamatan Kerja
- Jadikan budaya keselamatan kerja sebagai rutinitas kerja
Keselamatan kerja tidak hanya cukup dipahami, tetapi perlu diintegrasikan ke dalam setiap aspek operasional. Dengan begitu, keselamatan akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari.
Anda dapat memulai proses ini dengan meningkatkan kesadaran diri sendiri maupun orang lain di sekitar akan pentingnya keselamatan.
Beberapa perusahaan bahkan menerapkan salam keselamatan saat memulai rapat sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan dan saling mengingatkan antar anggota tim.
- Komunikasi yang baik agar hubungan kerja semakin solid
Hubungan kerja yang solid tercipta dari adanya rasa saling percaya antar anggota tim. Rasa saling percaya ini hanya akan dapat diwujudkan jika masing-masing anggota memiliki cara komunikasi yang baik.
Industri manufaktur termasuk industri yang memiliki perubahan situasi dan pergerakan cepat.
Oleh karena itu, komunikasi yang efektif menjadi sangat penting untuk memastikan respons yang cepat terhadap insiden atau perubahan. Hal ini dapat memperkuat kekompakan dan solidaritas tim.
- Terapkan insentif dan penalti
Salah satu cara yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan budaya keselamatan kerja di perusahaan adalah dengan merancang sistem insentif dan penalti.
Hal ini dapat mendorong karyawan agar selalu memprioritaskan keselamatan, bukan menutupi insiden. Contohnya dengan memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja.
Untuk itu, organisasi perlu menerapkan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya perusahaan, agar insentif dan penalti yang diberikan benar-benar memberikan dampak positif.
Baca Juga: Kenali 8 Langkah Penerapan Just in Time & Untung Ruginya!
- Respons cepat terhadap masalah keselamatan
Cobalah untuk menggunakan sistem yang responsif dalam memastikan bahwa setiap laporan terkait keselamatan kerja dapat ditangani dengan cepat, guna meminimalkan adanya potensi kerugian serta memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Prosedur penanganan ini harus disusun dan disosialisasikan dengan baik kepada semua pihak agar implementasinya dapat dilakukan dengan maksimal.
Dengan adanya prosedur yang responsif, kepercayaan terhadap sistem dan aturan yang ada akan tumbuh, serta meningkatkan penghargaan terhadap keselamatan.
- Tanggung jawab keselamatan individu!
Masing-masing anggota tim harus aware dengan keselamatan diri mereka sendiri sebelum memperhatikan keselamatan orang lain di sekitarnya.
Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab ini, perlu dilakukan pelatihan atau edukasi secara rutin dengan berbagai metode yang disesuaikan dengan kebutuhan karyawan.
Melibatkan karyawan dalam tim penanganan keselamatan kerja juga akan memperkuat rasa tanggung jawab mereka terhadap keselamatan di tempat kerja.