
Standardisasi adalah bagaimana kita menciptakan sebuah keteraturan serta keharmonisan. Hal ini tentu berlaku dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari barang yang kita gunakan sehari-hari hingga aturan-aturan yang menjadi standar dalam melakukan aktivitas setiap harinya.
Apalagi jika berbicara tentang produk, maka memiliki standardisasi sangatlah penting untuk dapat menerapkan standar tersebut dalam setiap produksi maupun pengembangan produk.
Pasalnya, aturan ini dirancang untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan menggunakan standar yang sama, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan produk, proses, atau layanan yang seragam, aman, dan bermutu tinggi.
Standardisasi pun hadir dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat kamu mengisi daya laptop di bandara, kamu akan menemukan bahwa colokan listrik memiliki bentuk dan ukuran yang seragam di berbagai negara.
Ini adalah hasil dari standardisasi yang memastikan kemudahan dan kompatibilitas dalam penggunaan perangkat elektronik.
Contoh lainnya, saat kamu membeli lampu LED untuk rumah, kamu tidak perlu bingung apakah lampu tersebut akan cocok dengan fitting yang ada. Ini karena standar telah mengatur ukuran dan bentuk fitting lampu.
5 manfaat standardisasi untuk bisnis
Melansir Teknik Sipil ID, standardisasi memiliki berbagai manfaat yang dapat membantu bisnis berjalan dengan lebih optimal, seperti:
Meningkatkan Keamanan: Standardisasi menjamin bahwa produk, proses, atau layanan yang kita gunakan aman dan terhindar dari potensi kecelakaan atau bahaya. Misalnya, standar keamanan pada peralatan listrik membantu mengurangi risiko kebakaran atau bahaya listrik.
- Meningkatkan kualitas
Standardisasi memastikan produk, proses, atau layanan yang kita gunakan memenuhi standar kualitas tertentu. Contohnya, standar kualitas pada makanan dan minuman memastikan bahwa produk tersebut bersih dan layak untuk dikonsumsi.
- Meningkatkan efisiensi
Standardisasi membuat proses produksi, distribusi, dan penggunaan produk atau layanan lebih efektif dan hemat biaya. Contohnya standar dalam industri otomotif memungkinkan proses perakitan mobil lebih cepat dan biaya produksi lebih rendah.
- Meningkatkan kejelasan
Standardisasi memudahkan pemahaman dan komunikasi antara semua pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan. Misalnya, standar dalam industri konstruksi memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang desain dan spesifikasi bangunan.
- Meningkatkan kompatibilitas
Standardisasi memastikan bahwa berbagai produk, proses, atau layanan dapat bekerja sama dengan baik. Contohnya, standar dalam industri teknologi memungkinkan perangkat dari merek berbeda saling terhubung dan berkomunikasi dengan lancar.
- Meningkatkan kepercayaan
Standardisasi membangun kepercayaan antara produsen, konsumen, dan masyarakat luas. Misalnya, sertifikasi produk berdasarkan standar tertentu memberikan jaminan bahwa produk tersebut telah memenuhi kriteria kualitas dan keamanan yang ditetapkan.
Perbedaan standardisasi formal dan informal
Dalam aspek-aspeknya seperti sumber, proses, pengaturan, dan contoh, standardisasi dapat dibedakan menjadi dua; formal dan informal.
Untuk standardisasi formal, sumbernya umumnya yaitu organisasi standardisasi resmi seperti Organisasi Standardisasi Internasional (ISO), Standar Nasional Indonesia (SNI), dan American Society for Testing and Material (ASTM).
Sedangkan di kelompok standardisasi informal, biasanya seperti industri, profesi, atau komunitas.
Kemudian untuk prosesnya, standardisasi formal dibuat melalui proses yang terstruktur dan melibatkan banyak pihak. Sedangkan standardisasi informal dibuat secara informal melalui kesepakatan atau kebiasaan yang ditentukan.
Lalu untuk pengaturannya, standardisasi formal ditetapkan melalui dokumen resmi yang memiliki kekuatan hukum. Berbeda dengan pengaturan standardisasi informal yang tidak memiliki kekuatan hukum dan hanya berlaku untuk kelompok informal/tertentu saja.
Contoh standardisasi formal yaitu ISO 9001 untuk sistem manajemen mutu atau SNI untuk produk elektronik. Sedangkan contoh standardisasi informal yaitu pedoman dalam suatu industri untuk desain produk.
Tujuan utama standardisasi
- Meningkatkan produk serta layanan
Standardisasi hadir untuk memastikan produk dan layanan memiliki kualitas terbaik. Dengan mengikuti standar yang ditetapkan, Anda sebagai penyedia layanan dapat menciptakan produk dan layanan yang seragam, aman, dan sesuai dengan harapan customer.
Standardisasi juga berperan penting dalam meningkatkan keamanan dan keandalan produk. Misalnya, standar dalam pembuatan mainan anak-anak. Standar ini memastikan bahwa mainan tersebut tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mudah rusak, dan aman untuk digunakan oleh anak-anak, sehingga orang tua bisa merasa tenang saat anak-anak mereka bermain.
- Mengoptimalkan proses produksi dan distribusi
Standardisasi juga memiliki peran krusial dalam meningkatkan efisiensi dan kelancaran proses produksi serta distribusi. Dengan adanya standar, produsen dapat menggunakan alat dan mesin yang saling cocok, sehingga proses produksi menjadi lebih mudah dan biaya operasional dapat ditekan.
Selain itu, standar juga mempermudah proses distribusi. Contohnya, standar ukuran kontainer memastikan bahwa kontainer tersebut dapat diangkut dengan lancar menggunakan berbagai model transportasi, seperti kapal, kereta api, atau truk, tanpa perlu penyesuaian yang rumit.
- Meningkatkan keamanan dan keselamatan
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan juga diperlukan standardisasi. Jika tidak, Anda mungkin akan kesulitan untuk menentukan bagaimana produk dapat dikatakan aman untuk dikonsumsi atau digunakan.
4 jenis standardisasi dalam proses produksi
- Bahan baku: Penting sebelum memulai proses produksi, baik bahan baku maupun bahan baku pendukung. Dengan menetapkan standardisasi maka akan memudahkan proses produksi hingga akhir.
- Mesin dan alat: Baik dari mesin utama, mesin pendukung, maupun alat-alat bantu kecil lainnya. Standardisasi mesin dan alat ini akan mempermudah proses pemeliharaan alat, perencanaan stok spare part mesin, dan mempersingkat waktu perawatan.
- Metode kerja: Umumnya dibuat dalam bentuk dokumen untuk kemudian disampaikan dalam bentuk training atau sosialisasi. Perlu dilakukan evaluasi dan pengawasan, karena seiring dengan berjalannya waktu, akan ada satu atau dua hal yang membuat metode kerja menjadi bias dan berubah sehingga tidak seragam.
- Sumber daya manusia: Standardisasi manusianya diawali dari proses perekrutan dengan sistem dan kualifikasi persyaratan kemampuan. Lalu, untuk terus meningkatkan skill-nya, maka pelatihan atau training dibutuhkan di sini.