Mengenal Pengertian, Jenis, hingga Cara Kerja Inspeksi Produk

Dalam produksi barang, salah satu hal yang tidak boleh terlewatkan adalah inspeksi produk. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap dapat mengontrol dan mempertahankan kualitas terbaik dari produk yang mereka produksi.

Tak hanya itu, inspeksi produk juga memiliki tujuan yang sangat penting untuk memastikan produk yang diproduksi telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam persyaratan dan spesifikasi produk sebelumnya.

Lalu, seperti apa pengertian, jenis, hingga cara kerja inspeksi produk dalam kegiatan manufacturing atau produksi barang?

Pengertian Inspeksi Produk

Jika berbicara tentang inspeksi produk, tentu hal ini akan selalu berkaitan dengan bagian Quality Control atau QC. Pasalnya, prosedur dari inspeksi produk ini sendiri untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi sesuai dan dapat diterima oleh market atau customer dengan baik.

Tahapannya dimulai dari melakukan inspeksi pada bahan mentah hingga menjadi produk utuh yang siap dipasarkan. Jika sebuah perusahaan melakukan inspeksi produk dengan baik, maka besar kemungkinan masalah yang terjadi selama fase produksi dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.

Maka dari itu, secara garis besar inspeksi produk juga dilakukan untuk menghindari adanya produk yang rusak, cacat, atau tidak berfungsi sesuai dengan seharusnya. Dengan begitu, inspeksi produk dapat mencegah terjadinya penarikan produk yang telah didistribusikan, yang tentunya dapat memberi dampak negatif pada merek dan reputasi perusahaan.

Dalam segi anggaran, dengan diberlakukannya inspeksi produk, maka Anda dapat memaksimalkan dan mengontrol anggaran dengan baik. Sebab, tak ada dana yang perlu dikeluarkan untuk mengganti produk yang cacat atau gagal di pasaran.

Jenis-jenis Inspeksi Produk

Jenis-jenis inspeksi produk dibagi berdasarkan 5 (lima) tahapan produksi. Mulai dari inspeksi praproduksi, produksi, prapengiriman, kontrol pemuatan kontainer, dan pemantauan produksi.

1. Inspeksi praproduksi

Tahapan inspeksi produksi awal ini juga disebut sebagai incoming check atau start-up check. Biasanya inspeksi ini dilakukan sebelum proses produksi dimulai dengan memeriksa kesiapan tempat produksi maupun bahan baku yang akan digunakan.

2. Inspeksi produksi

Tahapan inspeksi ini dilakukan ketika proses produksi sedang berlangsung. Di sini, inspeksi produksi membantu mengidentifikasi, menemukan, dan memperbaiki segala masalah ataupun cacat produk yang dapat memengaruhi hasil akhir ketika produksi berakhir.

3. Inspeksi prapengiriman

Tahapan inspeksi ketiga ini dilakukan ketika produk telah siap untuk dikirimkan. Namun sebelum hal tersebut dilakukan, petugas inspeksi produk akan memeriksa produk untuk memastikan bahwa semua produk siap kirim berfungsi sesuai dengan seharusnya.

4. Inspeksi kontrol pemuatan kontainer

Setelah inspeksi prapengiriman telah selesai dilakukan, maka ini saatnya memuat barang ke alam kontainer untuk dikirim. Di sini, dilakukan kembali inspeksi untuk memastikan bahwa kuantitas dan kualitas barang yang akan dikirim telah sesuai di dalam kontainer. Hal tersebut mencakup pemeriksaan produk memiliki label dan barcode yang tepat dalam kemasannya.

5. Inspeksi pemantauan produksi

Ini merupakan tahapan inspeksi terakhir yang dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang sampai ke lokasi produksi sesuai dan berfungsi baik seperti ketika dikirimkan.

Cara Kerja Inspeksi Produk

1. Memilih sampel

Cara pertama yang dilakukan untuk melakukan inspeksi produk adalah dengan mengambil sampel produk secara random. Kemudian, sampel tersebut akan digunakan sebagai tolok ukur atau benchmark kualitas produknya.

2. Meninjau spesifikasi dan kualitas

Setelah sampel produk sudah diambil, petugas QC akan melakukan review pada spesifikasi desain dan kualitas produknya. Untuk ini, perlu adanya daftar kriteria produk yang jelas agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

3. Pemeriksaan visual

Tak hanya dari segi kualitas produk, namun perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kemasan dan produknya itu sendiri secara visual. Seperti memeriksa kemasan yang harus sesuai dengan semua spesifikasi untuk labelnya.

4. Pengujian fisik

Setelah pemeriksaan visual selesai dilakukan, biasanya inspeksi akan dilakukan dengan menguji fisik produk. Pemeriksaan ini biasanya akan berbeda mulai dari prosedur hingga metodologi teknisnya tergantung pada jenis produk.

5. Dokumentasi dan membagikan hasil inspeksi

Setelah semua dilakukan, inspektur harus mengumpulkan data ke dalam satu dokumen dan melampirkan dokumentasi berupa foto maupun video sebagai bukti bahwa inspeksi telah dilakukan. Setelah itu, inspektur dapat membagikan hasil tersebut kepada klien atau atasan untuk ditinjau lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.